dc.description.abstract | Metabolit sekunder pada tumbuhan merupakan suatu senyawa khas yang
memiliki efek biologis terhadap organisme lain. Efek biologis tersebut dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif pengendalian hama serangga seperti
mengubah perilaku serangga yaitu perilaku makan. Dari beberapa senyawa metabolit
sekunder, salah satunya dapat bersifat antifeedant. Senyawa antifeedant merupakan
senyawa yang dapat menurunkan aktivitas makan terhadap hama serangga. Pada
rimpang tanaman dringo (Acorus calamus L.) menghasilkan senyawa metabolit
sekunder yang sering digunakan sebagai insektisida. Serangga uji yang digunakan
pada penelitian ini yaitu Crocidolomia pavonana F. Jenis serangga tersebut
merupakan hama utama dari tanaman kubis.
Pemberian ekstrak rimpang dringo pada C. pavonana akan memberikan
respon antifeedant yang diukur melalui AI50. Antifeedant index (AI50) merupakan
nilai penghambatan aktifitas makan sebesar 50% dari pakan yang diberikan.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Zoologi dengan rancangan penelitian RAL.
Metode yang digunakan yaitu potongan kubis dengan diameter 3 cm dicelupkan pada
larutan ekstrak rimpang dringo dan diujikan pada 10 larva instar 2 C. pavonana
selama 24 jam. Pengujian menggunakan 2 metode yaitu metode pakan pilihan dan
tanpa pilihan dan diulang sebanyak 6 kali.
Hasil yang didapatkan pada uji Anava adalah pemberian ekstrak rimpang
dringo berpengaruh pada hambatan makan larva uji dengan metode tanpa pilihan,
sedangkan pada metode pilihan tidak berpengaruh. Hasil tersebut diuji lanjut dengan
uji Duncan. Pada metode tanpa pilihan dan metode pilihan menunjukkan hasil ada
perbedaan pengaruh antar konsentrasi yang digunakan terhadap respon antifeedant C.
pavonana. Pada metode tanpa pilihan, konsentrasi 0.75% berbeda nyata dengan
konsentrasi 1.5%, 1.65%, 1.75%, 2%, dan 4%. Konsentrasi tersebut juga berbeda
nyata dengan konsentrasi 1.85%. Sedangkan pada metode pilihan, konsentrasi 0.75%
berbeda nyata dengan konsentrasi 1.65%. Hasil dari analisis probit diperoleh nilai
AI50 pada metode tanpa pilihan sebesar 2.67% dan metode pilihan sebesar 7.6%. Hal
tersebut berarti bahwa, pemberian ekstrak rimpang dringo pada konsentrasi tersebut,
mampu menghambat aktivitas makan C. pavonana sebesar 50% dari total pakan yang
diberikan selama 24 jam.
Hambatan makan pada larva C. pavonana diduga adanya senyawa aktif dari
rimpang dringo. Terutama senyawa asaron penyusun utama calamus oil dapat bersifat
antifeedant pada larva C. pavonana. Senyawa tersebut mempengaruhi sensor pada
mulut serangga yang dapat menghambat atau menghentikan aktivitas makan C.
pavonana. | en_US |