Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwatiningsih
dc.contributor.advisorMumpuni W. W., Sri
dc.contributor.authorAmiriza, Nika Ayu
dc.date.accessioned2016-01-25T08:02:39Z
dc.date.available2016-01-25T08:02:39Z
dc.date.issued2016-01-25
dc.identifier.nim101810401025
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/72257
dc.description.abstractMetabolit sekunder pada tumbuhan merupakan suatu senyawa khas yang memiliki efek biologis terhadap organisme lain. Efek biologis tersebut dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pengendalian hama serangga seperti mengubah perilaku serangga yaitu perilaku makan. Dari beberapa senyawa metabolit sekunder, salah satunya dapat bersifat antifeedant. Senyawa antifeedant merupakan senyawa yang dapat menurunkan aktivitas makan terhadap hama serangga. Pada rimpang tanaman dringo (Acorus calamus L.) menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang sering digunakan sebagai insektisida. Serangga uji yang digunakan pada penelitian ini yaitu Crocidolomia pavonana F. Jenis serangga tersebut merupakan hama utama dari tanaman kubis. Pemberian ekstrak rimpang dringo pada C. pavonana akan memberikan respon antifeedant yang diukur melalui AI50. Antifeedant index (AI50) merupakan nilai penghambatan aktifitas makan sebesar 50% dari pakan yang diberikan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Zoologi dengan rancangan penelitian RAL. Metode yang digunakan yaitu potongan kubis dengan diameter 3 cm dicelupkan pada larutan ekstrak rimpang dringo dan diujikan pada 10 larva instar 2 C. pavonana selama 24 jam. Pengujian menggunakan 2 metode yaitu metode pakan pilihan dan tanpa pilihan dan diulang sebanyak 6 kali. Hasil yang didapatkan pada uji Anava adalah pemberian ekstrak rimpang dringo berpengaruh pada hambatan makan larva uji dengan metode tanpa pilihan, sedangkan pada metode pilihan tidak berpengaruh. Hasil tersebut diuji lanjut dengan uji Duncan. Pada metode tanpa pilihan dan metode pilihan menunjukkan hasil ada perbedaan pengaruh antar konsentrasi yang digunakan terhadap respon antifeedant C. pavonana. Pada metode tanpa pilihan, konsentrasi 0.75% berbeda nyata dengan konsentrasi 1.5%, 1.65%, 1.75%, 2%, dan 4%. Konsentrasi tersebut juga berbeda nyata dengan konsentrasi 1.85%. Sedangkan pada metode pilihan, konsentrasi 0.75% berbeda nyata dengan konsentrasi 1.65%. Hasil dari analisis probit diperoleh nilai AI50 pada metode tanpa pilihan sebesar 2.67% dan metode pilihan sebesar 7.6%. Hal tersebut berarti bahwa, pemberian ekstrak rimpang dringo pada konsentrasi tersebut, mampu menghambat aktivitas makan C. pavonana sebesar 50% dari total pakan yang diberikan selama 24 jam. Hambatan makan pada larva C. pavonana diduga adanya senyawa aktif dari rimpang dringo. Terutama senyawa asaron penyusun utama calamus oil dapat bersifat antifeedant pada larva C. pavonana. Senyawa tersebut mempengaruhi sensor pada mulut serangga yang dapat menghambat atau menghentikan aktivitas makan C. pavonana.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEkstrak Rimpang Dringo (Acorus calamus L.)en_US
dc.subjectRespon Antifeedant Crocidolomia pavonana Fen_US
dc.titlePENGARUH EKSTRAK RIMPANG DRINGO ( Acorus calamus L. ) TERHADAP RESPON ANTIFEEDANT Crocidolomia pavonana F.en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record