dc.description.abstract | Belajar adalah sebuah proses, dimana seorang siswa memperoleh ilmu
pengetahuan, wawasan, dan pengalaman yang diberikan oleh pendidik (guru).
Sedangkan kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar, dimana siswa
yang belajar tidak dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan karena
adanya gangguan-gangguan atau hambatan-hambatan, baik yang bersifat internal
maupun eksternal. Hambatan yang bersifat internal, misalnya: faktor biologis dan
psikologis, kelelahan, dan lain-lain. Sedangkan hambatan yang bersifat eksternal,
meliputi: faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan
masyarakat, dan lain-lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar
mata pelajaran matematika. Penelitian ini dimaksudkan agar guru memahami
gambaran secara umum faktor penyebab kesulitan belajar siswa sehingga dapat
bekerjasama dengan guru Bimbingan Konseling untuk mengatasinya dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran bagi lembaga pendidikan.
Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi kesulitan belajar matematika
siswa, kemudian memberikan angket yang telah dibuat berdasarkan lima aspek faktor
penyebab kesulitan belajar, dengan 60 pernyataan yang telah divalidasi oleh guru
Matematika MA Nahdatul Arifin dan dua Dosen Matematika Pendidikan Matematika
Universitas Jember. Penelitian dilakukan di MA Nahdlatul Arifin Ambulu Jember
dengan jumlah sampel sebanyak 78 siswa dari jumlah populasi sebanyak 97 siswa.
Hasil penelitian berupa jawaban siswa atas pernyataan angket yang dianalisis secara
kuantitatif dan kualitatif faktor penyebab kesulitan belajar siswa meliputi faktor
biologis, psikologis, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan akademik siswa
berdasarkan nilai Ujian Tengah Semester, tergolong dalam kategori atas dan sedang,
dan rendah. Jumlah terbanyak siswa yang merasa terganggu akibat kendala biologis
(yang terdiri atas kesehatan dan ketidak sempurnaan fisik) adalah 15 siswa atau 19 %
dari seluruh sampel untuk kelompok atas, 37 siswa atau 47 % dari seluruh sampel
untuk kelompok sedang, dan 6 siswa atau 8 % dari seluruh sampel untuk kelompok
rendah; jumlah terbanyak siswa yang merasa terganggu akibat kendala psikilogis
(yang terdiri atas intelegensi, minat, motivasi, konsentrasi, dan kebiasaan belajar)
adalah 10 siswa atau 13 % dari seluruh sampel untuk kelompok atas, 49 siswa atau 63
% dari seluruh sampel untuk kelompok sedang, dan 6 siswa atau 8 % dari seluruh
sampel untuk kelompok rendah; jumlah terbanyak siswa yang merasa terganggu
akibat faktor lingkungan sekolah (yang terdiri atas metode mengajar, prasarana dan
sarana pembelajaran, disiplin sekolah, dan waktu sekolah) adalah 14 siswa atau 18 %
dari seluruh sampel untuk kelompok atas, 47 siswa atau 60 % dari seluruh sampel
untuk kelompok sedang, dan 6 siswa atau 8 % dari seluruh sampel untuk kelompok
rendah; jumlah terbanyak siswa yang merasa terganggu akibat faktor lingkungan
keluarga (yang terdiri atas cara orang tua mendidik, pengertian orang tua, relasi antar
anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga, dan suasana rumah) adalah 15 siswa
atau 19 % dari seluruh sampel untuk kelompok atas, 48 siswa atau 62 % dari seluruh
sampel untuk kelompok sedang, dan 6 siswa atau 8 % dari seluruh sampel untuk
kelompok rendah; jumlah terbanyak siswa yang merasa terganggu akibat faktor
lingkungan masyarakat (yang terdiri atas media massa, bentuk kehidupan masyarakat,
teman bergaul, dan kegiatan siswa dalam masyarakat) adalah 14 siswa atau 18 % dari
seluruh sampel untuk kelompok atas, 39 siswa atau 50 % dari seluruh sampel untuk
kelompok sedang, dan 6 siswa atau 8 % dari seluruh sampel untuk kelompok rendah. | en_US |