Show simple item record

dc.contributor.advisorMuslichah, Siti
dc.contributor.advisorWiratmo
dc.contributor.authorSari, Dwi Puspita
dc.date.accessioned2016-01-22T01:17:31Z
dc.date.available2016-01-22T01:17:31Z
dc.date.issued2016-01-22
dc.identifier.nim102210101062,
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/71895
dc.description.abstractPertambahan populasi penduduk yang tidak terkendali merupakan salah satu permasalahan Indonesia. Pemerintah Indonesia mengatasi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dengan melakukan program Keluarga Berencana (KB). Pelaksanaan KB bertujuan mencegah kesuburan pasangan suami-istri usia subur melalui alat kontrasepsi. Ekstrak metanol biji pepaya (Carica papaya L.) diketahui memiliki aktivitas antifertilitas dan berpengaruh terhadap hormon testosteron serta bobot organ reproduksi. Kandungan senyawa aktif yang diduga bertanggung jawab ialah alkaloid, triterpenoid, dan steroid. Fraksi metanol dan fraksi n-heksana biji pepaya diharapkan juga dapat menunjukkan aktivitas yang sama dengan ekstrak metanol yang telah diketahui aktivitas antifertilitasnya. Penelitian ini juga untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh ekstrak metanol, fraksi n-heksana, dan fraksi metanol biji pepaya terhadap kadar hormon testosteron dan bobot organ reproduksi. Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian true experimental laboratories dan rancangan yang digunakan adalah post test only group design. Tikus jantan dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1%), kelompok perlakuan ekstrak metanol biji pepaya (dosis 100 mg/kg BB), kelompok perlakuan fraksi n-heksana biji pepaya (dosis 100 mg/kg BB), dan kelompok perlakuan fraksi metanol biji pepaya (dosis 100 mg/kg BB). Setiap kelompok perlakuan terdiri dari 6 tikus. Seluruh kelompok diberi perlakuan secara per oral selama 20 hari. Pada hari ke-21, dilakukan pembedahan untuk mengambil organ testis, epididimis, vesika seminalis, dan prostat tikus jantan serta pengukuran kadar hormon testosteron. Hasil penelitian diuji statistik menggunakan One-Way Anova dan viii dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test untuk mengetahui adanya perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan kadar hormon testosteron pada perlakuan ekstrak metanol dan fraksi metanol biji pepaya jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Kelompok perlakuan fraksi metanol biji pepaya memiliki kadar hormon terendah dibanding kelompok perlakuan yang lain. Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada kelompok perlakuan ekstrak metanol dan fraksi metanol biji pepaya untuk parameter kadar hormon testosteron dilihat dari nilai p yaitu p<0,05. Sedangkan pada pengujian parameter bobot organ reproduksi tidak terdapat perbedaan yang signifikan karena nilai p>0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian ekstrak metanol, fraksi n-heksana, dan fraksi metanol biji pepaya tidak menurunkan bobot organ reproduksi tikus jantan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol dan fraksi metanol biji pepaya dapat menurunkan kadar hormon testosteron namun pemberian ekstrak metanol, fraksi n-heksana, dan fraksi metanol biji pepaya tidak menurunkan bobot organ reproduksi tikus jantan. Dari ketiga perlakuan yang diberikan dalam dosis yang sama, fraksi metanol biji pepaya lebih poten dalam menurunkan kadar hormon testosteron dibandingkan ekstrak metanol dan fraksi n-heksana biji pepaya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectMetanol,en_US
dc.subjectN-Heksanaen_US
dc.subjectBiji Pepayaen_US
dc.subjectHormon Testosteronen_US
dc.subjectOrgan Reproduksien_US
dc.titlePengaruh Ekstrak Metanol, Fraksi N-Heksana, dan Fraksi Metanol Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Kadar Hormon Testosteron dan Bobot Organ Reproduksi Tikus Jantanen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record