dc.description.abstract | Kegiatan penelitian etnografi komunikasi ini berlangsung di Pasar Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi. Topik penelitian adalah interaksi komunikatif antara penjual dan pembeli dalam transaksi barang yang diperjualbelikan. Pola-pola transaksi barang di pasar tradisional ini “agak berbeda” dengan praktik transaksi pada umumnya yang melibatkan sistem tawar-menawar intensif antara penjual dan pembeli sebagaimana terekam dalam kajian-kajian terdahulu, sehingga perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi mendalam tentang proses-proses interaksi komunikatif antara penjual dan pembeli, pola-pola interaksi komunikatif yang terbentuk, makna yang menyertainya, dampak dari pola-pola tersebut terhadap efektivitas kegiatan jual beli, dan penemuan tema-tema budaya yang secara implisit terkandung dalam wacana interaksi.
Untuk mencapai tujuan penelitian kualitatif digunakan model analisis etnografi James P. Spradley. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan metode introspeksi, observasi partisipan, wawancara mendalam, dan penelusuran dokumen. Pendekatan yang digunakan selama kegiatan pengumpulan data adalah pendekatan emik. Validasi data dilaksanakan dengan teknik triangulasi sumber. Teknik fotografi dan perekaman digunakan peneliti untuk membantu pemahaman peneliti terhadap objek penelitian. Tahap-tahap analisis data mencakup analisis domain, taksonomik, komponensial, dan tema budaya. Kegiatan analisis data dilakukan sejak pencarian data di lapangan sampai dengan penulisan laporan.
Selain mereferensi pada konsep-konsep yang terkait, kegiatan analisis data untuk memahami proses-proses interaksi dan makna komunikasi dipandu dengan teori interaksionisme simbolik George Herbert Mead, teori tindak tutur J. Austin, dan prinsip kerja sama dalam percakapan dari Paul Grice. Dengan penggunaan teori-teori tersebut diharapkan dapat membantu peneliti menemukan tema-tema budaya sebagai inferensi dari penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis data wacana percakapan, tema budaya atasan yang ditemukan adalah “Kejujuran yang melandasi sikap saling mempercayai (trust) dan saling menghargai merupakan syarat mendasar berlangsungnya kegiatan jual beli dan agar hubungan kerja sama antarpersonal (penjual dan pembeli) yang sudah terjalin baik tetap terjaga, stabil, dan berkelanjutan”. Tema bawahan dalam interaksi komunikatif antara “penjual dan pembeli biasa dan pelanggan” sebagai berikut: (1) dalam kesepakatan jual beli, pemberian potongan harga merupakan strategi ekonomi; (2) penerimaan membeli secara “bercampur” merupakan sikap saling membantu; (3) perbincangan hal-hal aktual untuk mempererat hubungan kerja sama ekonomi; (4) penyerahan uang dan barang secara timbal-balik merupakan sikap saling menghargai; (5) pemberian bonus kepada pembeli pelanggan merupakan strategi ekonomi untuk mempertahankan hubungan transaksi yang telah terbentuk; (6) untuk mempererat hubungan antarpersonal dilakukan dengan menanggapi kebutuhan pelanggan secara intensif dan memberikan penghormatan kepada pembeli yang lebih tua; (7) pemberian keringanan dalam mencicil biaya pembelian sebagai sikap untuk menolong; (8) pemberian hadiah berupa produk (barang) tambahan kepada pembeli diharapkan dapat mempererat hubungan ekonomi dan terus berkesinambungan; dan (9) nyaur-njumuk, serah nota pembelian sebelumnya merupakan wujud sikap saling percaya, tanggung jawab, menghormati, dan untuk menjaga keberlanjutan hubungan kemitraan ekonomi. Penemuan tema-tema budaya merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat desa. Norma-norma atau nilai-nilai budaya yang mendasari kegiatan ekonomi tersebut sudah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat tradisional. Dengan demikian, tema-tema budaya yang ditemukan dalam penelitian ini sesungguhnya merupakan praktik-praktik budaya Jawa dari masyarakat di Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi. | en_US |