dc.description.abstract | Malaria merupakan penyakit infeksi yang morbiditasnya masih tinggi di dunia, penyakit ini menjadi penyebab kematian ketiga pada kasus penyakit infeksi. Di Indonesia, malaria terdapat di seluruh wilayah dengan endemisitas tertinggi berada di Indonesia Timur. Meningkatnya resistensi Plasmodium berghei terhadap obat antimalaria membutuhkan alternatif obat dari tanaman alam yang mempunyai potensi sebagai antimalaria. Bangle banyak ditemukan di Indonesia dan terbukti memiliki efek antimalaria. Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui aktivitas fraksi metanol ekstrak metanol bangle sebagai terapi komplementer malaria.
Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimental laboratories secara in vivo dengan satu kelompok kontrol negatif, satu kelompok kontrol positif, dan lima kelompok eksperimental. Penelitian ini dilakukan di tiga tempat, yaitu di Laboratorium Farmakologi FK UNEJ, Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi UNEJ dan Laboratorium Parasitologi FK UNEJ. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah 1 bulan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit galur Balb/c dengan jumlah sampel 28 ekor.
Sampel mencit diberikan perlakuan setelah diadaptasi selama tujuh hari. Perlakuan yang diberikan berupa stimulasi dengan fraksi metanol ekstrak metanol bangle pada kelompok perlakuan selama 14 hari secara per oral, kemudian dilanjutkan dengan induksi malaria dengan Plasmodium berghei pada semua kelompok penelitian. Setelah mencit terinfeksi diberikan terapi komplementer berupa ACT (dihydroartemisinin dan piperakuin) selama tiga hari dan ditambahkan primakuin pada hari pertama dengan dosis yang sama bersama dengan fraksi metanol ekstrak metanol bangle dengan konsentrasi uji 0,005625 mg/grBB, 0,01125 mg/grBB, 0,0225 mg/gr BB, 0,045 mg/grBB, dan 0,09 mg/grBB pada kelompok perlakuan, sedangkan kontrol positif hanya diberikan terapi ACT dan kontrol negatif tanpa diberikan terapi.
Indikator aktivitas antimalaria ditunjukkan dengan perbedaan persen penghambatan yang didapat dari pengukuran derajat parasitemia selama tiga hari. Hasil menunjukkan bahwa persen penghambatan parasit dengan nilai teringgi dimiliki oleh kombinasi ACT dan fraksi metanol ekstrak metanol bangle dengan dosis 0,09 mg/grBB dengan persen penghambatan sebesar 71,75 kemudian menurun diikuti oleh kelompok kombinasi ACT dan fraksi metanol ekstrak metanol bangle dosis 0,045mg/grBB, 0,0225 mg/gr BB, 0,01125 mg/gr BB, dan 0,005625 mg/gr BB dengan persen penghambatan 56,80%, 55,80%, 46,29%, 36,25%. Pada kelompok kontrol positif memiliki persen penghambatan parasitemia terendah (24,73%) dibandingkan lima kelompok perlakuan, sedangkan pada kelompok kontrol negatif persen penghambatannya adalah nol.
Data di uji normalitas dengan Saphiro Wilk menunjukkan data terdistribusi normal (p>0,05), dilanjutkan dengan uji korelasi Pearson dengan niai sig 0,000 yang menunjukkan korelasi bermakna (p<0,01). Nilai korelasi Pearson sebesar 0.911 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sangat kuat. Dari analisis probit didapatkan nilai Inhibitory Concentration of 50% (IC50) sebesar 0,017 mg/grBB.
Penelitian in vivo membuktikan bahwa fraksi metanol ekstrak metanol bangle (Zingiber cassumunar Roxb.) memiliki aktivitas sebagai terapi komplementer bersama ACT dengan dengan nilai IC50 0,017 mg/grBB yang mampu menghambat pertumbuhan P. berghei sebesar 50% | en_US |