| dc.description.abstract | Novel Nawi BKL Inah merupakan suatu karya fiksi yang ditulis oleh dua orang penulis Banyuwangi yang bernama Antariksawan Jusuf dan Hani Z.Noor. Novel ini menceritakan tentang sepasang kekasih yang hubungannya tidak mendapat restu dari orang tua perempuan. Dalam mengkaji novel Nawi BKL Inah penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian yang deskriptif artinya data terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar, bukan dalam bentuk angka-angka. Data pada umumnya berupa pencatatan, foto-foto, rekaman, gambar, atau catatan resmi lainnya.
Metode penelitian deskriptif menggunakan teks dalam novel sebagai objek datanya. Jika menggunakan pendekatan objektif, metode deskriptif akan menyajikan data yang lebih meyakinkan dan akurat, misalnya dengan menggunakan statistik, metode deskriptif akan lebih dianggap valid. Namun, yang banyak digunakan dalam metode penelitian sastra adalah pendekatan subjektif. Pendekatan subjektif yang benar merujuk pada deskriptif dengan melakukan analisis interpretif, yakni penelitian melakukan tafsir terhadap temuan data dari sudut fungsi dan peran kaitannya dengan unsur lain. Analisis interpretif inilah sebenarnya yang dalam frame beberapa ilmuan dikatakan sebagai metode kualitatif.
Rumusan masalah yang dibahas dalam novel Nawi BKL Inah ini adalah unsur instrinsik dan unsur pragmatik. Bagaimana unsur-unsur instrinsik yang membangun novel meliputi judul, tema, tokoh dan perwatakan, alur, latar, serta konflik. Sedangkan dalam pragmatiknya, penulis menggunakan kajian Humaniora.
Humaniora yang memiliki delapan ruang lingkup yaitu manusia dan cinta kasih, manusia dan keindahan, manusia dan keadilan, manusia dan penderitaan, manusia dan kegelisahan, manusia dan tanggungjawab, manusia dan pandangan hidup, serta manusia dan harapan.
Tema dalam novel Nawi BKL Inah terbagi menjadi dua yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor merupakan sebuah ide cerita, gagasan, atau hal yang melandasi isi dari cerita. Tema mayor dalam novel ini adalah kekuatan cinta dan cita-cita sepasang kekasih untuk dapat hidup bersama. Tema minor dalam novel Nawi BKL Inah ada dua, yang pertama adalah permainan tradisonal, budaya, dan tradisi Banyuwangi, tema minor yang kedua adalah budaya, perilaku, dan keadaan musim di Belanda.
Tokoh utama dalam novel Nawi BKL Inah bernama Nawi yaitu seorang lelaki yang berasal dari Banyuwangi. Tokoh bawahan pada novel Nawi BKL Inah ada tiga, yaitu Inah, Pak Rudy, dan Jenny. Ketiga tokoh bawahan tersebut mendukung dan selalu berhubungan dengan tokoh utama dalam cerita.
Alur pada novel Nawi BKL Inah adalah alur maju atau lurus. Hal tersebut dibuktikan karena tahapan-tahapan berikut; situation (suasana awal cerita), generating circumstances (cerita mulai bergerak), rising action (cerita mulai memuncak), climax (cerita mencapai puncak), dan denouement (penyelesaian).
Latar meliputi latar tempat, latar waktu, latar lingkungan kehidupan, latar sistem kehidupan, dan latar alat. Latar tempat berlokasi di Banyuwangi, yaitu Watu Dodol, Pantai Bom, Ketapang, dan Kali Bendo. Latar alat meliputi alat-alat tradisional yang ada di Banyuwangi yaitu angklung, gamelan, alat musik patrol, dan permainan-permainan tradisional. Latar sistem kehidupan meliputi cara yang dilakukan sebuah pasangan yang tidak mendapatkan restu orang tua. Latar lingkungan kehidupan meliputi masyarakat Banyuwangi yang dekat dekat ilmu-ilmu pengasihan. Latar waktu yang meliputi pagi hingga malam hari. | en_US |
