dc.description.abstract | DAS bomo mempunyai permasalahan yang cukup komplek dimulai dari curah hujan yang tinggi, sering terjadinya longsor, tata guna
lahan yang kurang baik dan tidak adanya tindakan konservasi yang baik pada daerah DAS bomo, sehingga mengakibatkan DAS bomo
memiliki potensi terjadinya degradasi lahan yang cukup tinggi dibandingkan DAS lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kekritisan lahan di DAS Bomo. Penelitian dilaksanakan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bomo yang meliputi Kecamatan Songgon dan
Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi. Penilaian tingkat kekritisan lahan meliputi analsisa data biofisik lahan dari hasil pengamatan di
lapangan dan analisis tingkat kekritisan lahan yang dilakukan dengan metode skoring Selanjutnya diklasifikasi berdasarkan jumlah hasil kali
bobot dan skor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DAS Bomo memiliki tingkat kekritisan yang terbagi kedalam 3 kelas, yaitu tidak
kritis, potensi kritis, dan agak kritis. Sebagian besar DAS Bomo bagian hulu berupa lahan tidak kritis yaitu sebesar 667,212 Ha atau
60,35%, sedangkan lahan potensial kritis yaitu sebesar 21,926 Ha atau 1,98 % dengan faktor pembatas utama yaitu tingkat kelerengannya
dengan nilai berkisar 24 - 45% lereng dan lahan agak kritis yaitu sebesar 416,439 Ha atau 37,67 % dari total luas wilayah pengamatan
dengan faktor pembatas utama yaitu tipe penggunaan lahan. | en_US |