Show simple item record

dc.contributor.advisorEvy Tyaswati, Justina
dc.contributor.advisorAryadina Rachmawati, Dwita
dc.contributor.authorDwi Cahyani, Novita
dc.date.accessioned2016-01-11T02:27:37Z
dc.date.available2016-01-11T02:27:37Z
dc.date.issued2016-01-11
dc.identifier.nim122010101046
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/70931
dc.description.abstractChronic Kidney Disease (CKD) atau disebut juga penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible, yang pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. CKD stadium terminal menyebabkan pasien harus menjalani terapi pengganti ginjal yaitu hemodialisis. Terapi hemodialisis dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti nyeri, pruritus, demam, kram, dan disequilibrium syndrome. Selain itu, biaya menjadi kendala pada pasien yang menjalani hemodialisis. Akibat dari CKD, pasien dapat mengalami perubahan kualitas hidup dan dapat menimbulkan stres psikis berupa kecemasan. Hubungan kecemasan dengan kualitas hidup bersifat dua arah. Kecemasan sering disebabkan oleh penurunan kualitas hidup yang dialami pasien CKD dengan terapi hemodialisis, demikian pula pasien CKD dengan terapi hemodialisis yang mengalami kecemasan pada umumnya kualitas hidupnya akan menurun. Dengan demikian peneliti ingin mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas hidup pada pasien CKD yang menjalani terapi hemodialisis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan, kualitas hidup, dan hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup pasien CKD yang menjalani terapi hemodialisis di RSD dr. Soebandi Jember. Diharapkan dapat dikembangkan suatu perawatan yang komprehensif, baik terhadap penyakit fisik maupun gangguan psikologisnya. Penelitian ini menggunakan objek manusia, sehingga dalam pelaksanaannya akan dilakukan uji kelayakan oleh komisi etik kedokteran. Setelah melakukan uji kelayakan, peneliti dan interviewer mengikuti pelatihan teknik wawancara menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) untuk mengukur tingkat kecemasan dan kuesioner World Health Organization Quality of Life-BREF (WHOQOL-BREF) untuk mengukur kualitas hidup. Pelatihan dibimbing oleh dokter spesialis kedokteran jiwa. Sebelum wawancara berlangsung, peneliti memberikan informed consent kepada pasien CKD yang menjalani terapi hemodialisis yang memenuhi kriteria penelitian. Kemudian, interviewer melakukan wawancara kepada responden dengan bantuan alat perekam untuk memudahkan penilaian. Penelitian berlangsung dalam pengawasan dokter spesialis kedokteran jiwa dan dilaksanakan di Poli Hemodialisa RSD dr.Soebandi Jember. Responden dari penelitian ini sebanyak tiga puluh pasien CKD berusia lebih dari dua puluh tahun yang menjalani terapi hemodialisis antara satu sampai dengan 24 bulan, tidak memiliki riwayat penyakit kejiwaan, tidak mengalami penurunan kesadaran, bersedia menandatangani informed consent dan diwawancarai. Jika responden memiliki ketidakmampuan berbicara atau kognitif, tidak menyelesaikan wawancara, dan setelah dilakukan penilaian memiliki nilai HARS kurang dari empat belas maka akan dikeluarkan dari sampel penelitian. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Tiga sampel harus di ekslusi sehingga total sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak tiga puluh responden. Analisis data diawali dengan melakukan uji normalitas. Karena data tidak terdistribusi normal dan jenis data variabel yang diuji adalah data ordinal maka digunakan uji korelasi Spearman. Hasil analisis data didapatkan derajat kemaknaan (P) <0,05 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan uji korelasi Spearman, didapat nilai P 0,003 dengan nilai koefisien korelasi (r) -0,517. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup pasien CKD yang menjalani terapi hemodialisis di RSD dr.Soebandi Jember dengan kekuatan korelasi yang sedang. Arah korelasi yang didapat adalah korelasi negatif artinya semakin tinggi tingkat depresi pasien CKD yang menjalani hemodialisis maka semakin buruk kualitas hidupnyaen_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectTINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS HIDUPen_US
dc.subjectTERAPI HEMODIALISISen_US
dc.titleHUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI RSD dr. SOEBANDI JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record