dc.description.abstract | Penyakit difteri merupakan salah satu masalah kesehatan yang penyebarannya
sangat cepat, penyakit ini disebabkan oleh corynebacterium diphteriaeyang biasanya
mempengaruhi selaput lendir dan tenggorokan.Untuk mengetahui apakah suatu
penyakit menular dapat menjadi endemik atau tidak, dikenal beberapa model
penyebaran penyakit baik model yang bersifat deterministik maupun yang bersifat
stokastik salah satunya adalah model epidemik MSEIR.Tujuan penelitian ini adalah
mengkaji model MSEIR dalam upaya pencegahan terjadinya epidemik dan
mendapatkan ambang batas
melalui uji kestabilan titik keseimbangan bebas
penyakit (disease free equilibrium) dan titik keseimbangan endemik (endemic
equilibrium). Hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi mengenai
kecenderungan pengidap penyakit difteri melalui model epidemik MSEIR.
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember dan Badan Pusat Statistika Kabupaten Jember.Penelitian
dilakukan dalam beberapa langkah. Langkah pertama adalah dengan memahami
model epidemik MSEIR yang sudah ada. Langkah kedua adalah pemodelan MSEIR
untuk penyakir difteri dengan memodifikasi atau menurunkan model yang sudah ada.
Langkah ketiga adalah mencari titik keseimbangan bebas penyakit dan titik
keseimbangan endemik dari model epidemik MSEIR. Langkah keempat adalah
analisis dengan menguji kestabilan dari model epidemik MSEIR. Analisis stabilitas
dapat dilakukan dengan cara melihat tanda akar-akar polinomial karakteristik dari matrik Jacobian yang telah dievaluasi pada titik keseimbangan. Selain itu, juga dapat
dilakukan dengan cara menggunakan kriteria Routh-Hurwitz. Langkah kelima adalah
mengestimasi parameter-parameter yang terdapat dalam model epidemik MSEIR dan
selanjutnya model diplot untuk mengetahui perilaku model epidemik MSEIR pada
penyebaran penyakit difteri. Langkah terakhir adalah analisa hasil.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Jember, diperoleh
hasil bahwa model epidemik MSEIR pada penyebaran penyakit difteri memiliki
bilangan reproduksi dasar sebesar 259.218.390,8, sehingga titik keseimbangan bebas
penyakit
0;0;0;47,586.434.25,,, IESM
stabil asimtotik. Nilai
ix
)(
R
yang begitu
besar memiliki arti bahwa perlu ada tindakan untuk mengurangi laju perubahan pada
maternal antibodies sehingga dapat mengurangi nilai dari
)(
R
.Karena nilai
0
0
ix
)(
R
lebih dari 1 maka penyakit tidak hilang dari populasi serta menyebabkan endemik di
Kabupaten Jember.Nilai
)(
R
lebih besar dari satu berarti setiap penderita dapat
menularkan penyakit kepada lebih dari satu penderita baru sehingga pada akhirnya
0
terjadi penyebaran penyakit yang meluas.
Kajian yang dilakukan terhadap penyebaran penyakit difteri di Kabupaten
Jember dengan menggunakan model epidemik MSEIR memberikan hasil bahwa
dengan menggunakan model tersebut terlihat bahwa penyakit difteri tidak menghilang
dari Kabupaten Jember. Hal ini sesuai dengan kondisi riil di Kabupaten Jember yang
sepanjang tahun 2012 terdapat kasus difteri dengan kasus tertinggi yaitu sebanyak 57
orang | en_US |