dc.description.abstract | Kopi merupakan komoditi perkebunan yang mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun sebagai komoditi ekspor penghasil devisa negara. Salah satu sentra
penghasil kopi di Indonesia adalah Provinsi Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki program kerja “Pengembangan Ekonomi Jalur Lintas
Selatan (JLS) Jawa Timur Berbasis Kopi dan Kakao” dalam rangka percepatan perekonomian. Salah satu sentra penghasil kopi yang termasuk dalam Jalur
Lintas Selatan (JLS) Jawa Timur yaitu Kabupaten Jember. Dalam sistem agribisnis kopi, keberadaan agroindustri pengolahan kopi sangat berperan penting
dalam mendukung kegiatan on farm kopi. Produk agroindustri kopi berskala kecil maupun berskala rumah tangga yang beredar di wilayah Kabupaten Jember
berupa kopi bubuk dan kopi biji oven. Namun pemasaran produk kopi biji oven sangat terbatas apabila dibandingkan dengan produk kopi bubuk. Hal ini
dikarenakan kopi biji oven baru berkembang di Kabupaten Jember dan merupakan produk olahan kopi setengah jadi (produk antara) yang tidak dapat
dikonsumsi langsung sehingga kurang diminati oleh konsumen. Salah satu agroindustri yang memproduksi kopi biji oven di Kabupaten Jember adalah UD. SDH
Jaya. Pemasaran produk kopi pada agroindustri kopi biji oven UD. SDH Jaya dilakukan secara terbatas tanpa adanya promosi serta tidak menggunakan merek
dagang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial dan sensitivitasnya terhadap kenaikan harga bahan baku sebsesar 7%, penurunan harga
jual sebesar 7%, dan kenaikan biaya operasional sebesar 7% serta strategi pengembangan agroindustri kopi biji oven UD. SDH Jaya. Penelitian ini dilakukan
secara purposive pada agroindustri kopi biji oven UD. SDH Jaya di Kabupaten Jember. Data yang diambil berdasarkan: data primer dan data sekunder. Data
dianalisis menggunakan alat analisis kelayakan finansial dan analisis senstivitas serta analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Agroindustri kopi biji
oven UD. SDH Jaya layak secara finansial. (2) Agoindustri kopi biji oven UD. SDH Jaya tidak peka terhadap kenaikan harga bahan baku sebesar 7% namun
peka terhadap kenaikan harga bahan baku sebesar 15,66%, tidak peka terhadap penurunan harga jual sebesar 7% namun peka terhadap penurunan harga jual
sebesar 13%, dan tidak peka terhadap kenaikan biaya operasional sebesar 7% serta tidak peka terhadap perubahan ketiganya. (3) Agroindustri kopi biji oven UD.
SDH Jaya berada pada posisi white area di kuadran I (Pertumbuhan) dengan strategi pengembangan S-O yaitu memanfaatkan harga jual yang terjangkau untuk
memperluas pemasaran produk kopi biji oven di Kaupaten Jember serta menjalin kemitraan dengan agroindustri kopi bubuk lain sebagai pemasok bahan baku
kopi biji oven. | en_US |