dc.description.abstract | Basis gigi tiruan merupakan bagian protesa yang berhadapan dengan jaringan lunak rongga mulut. Basis gigi tiruan berfungsi memperbaiki kontur jaringan, tempat elemen gigi tiruan, dan bagian yang mendapatkan dukungan dari jaringan lunak dan keras rongga mulut (Gunadi, 1991). Basis gigi tiruan umumnya terbuat dari logam dan polimer. Bahan polimer yang sering digunakan Polimethyl Methacrylate atau akrilik jenis heat-cured. Bahan ini sering digunakan oleh karena estetika yang baik, tidak toksik, tidak iritasi, mudah dimanipulasi direparasi (Anusavice, 2003). Akan tetapi, basis gigi tiruan resin akrilik ini bersifat porus sehingga mudah terjadinya perlekatan sisa makanan dan plak. Perlekatan tersebut akan mempengaruhi sifat fisik basis gigi tiruan resin akrilik, sehingga menimbulkan bau dan menyebabkan denture stomatitis (Hadjie et al, 2006).
Pembersihan gigi tiruan dapat dilakukan secara mekanik, kimiawi, dan kombinasi. Pembersihan gigi tiruan secara mekanis hanya mampu menghilangkan sisa-sisa makanan yang melekat pada gigi tiruan. Pembersihan mekanik ini dapat dilakukan secara manual dan elektrik (Mechanical Brushing), pembersihan secara kimiawi menggunakan bahan kimia pembersih gigi tiruan. Sedangkan pembersihan secara kombinasi yaitu pembersihan basis gigi tiruan resin akrilik dengan cara mekanik dan kimiawi (Parnaadji, 2003).
Mechanical Brushing merupakan teknik penyikatan secara elektrik dengan gerakan sirkular atau rotasi dan kombinasi. Gerakan rotasi sikat gigi digerakkan secara elektrik dengan harapan mampu membersihkan rongga mulut atau protesa. Pembersih basis gigi tiruan secara kimiawi umumnya menggunakan larutan NaOCl 0,5%. Larutan ini berbahan dasar klorin (Cl2), dan merupakan desinfektan kuat, sehingga mampu membersihkan atau membunuh semua bakteri, jamur, parasit, dan beberapa spora (Mathai dkk, 2011). Pembersihan gigi tiruan resin akrilik tipe heat-cured diduga dapat menyebabkan kekasaran pada permukaan gigi tiruan. Hal ini merupakan efek yang merugikan dari pembersihan gigi tiruan resin akrilik. Kekasaran permukaan gigi tiruan resin akrilik akan meningkatkan perlekatan bakteri, plak, dan sisa makanan. Tingkat kekasaran permukaan dari basis gigi tiruan yang dapat ditoleransikan berkisar kurang dari 0,2 μm atau kurang (Quiynen dan Bollen dkk, 1997).
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratoris. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Pre And Post Test Control Group Design. Sampel terdiri dari 12 lempeng sampel berukuran 65x10x3mm yang keseluruhan sampel terbuat dari akrilik heat-cured. Masing–masing dibagi 3 kelompok yang masing–masing terdiri dari 4 sampel. Kelompok 1 Mechanical Brushing selama 4 menit, kelompok 2 larutan NaOCl 0,5% selama 30 menit, dan kelompok 3 kombinasi Mechanical Brushing selama 4 menit dan perendaman dalam larutan NaOCl 0,5% selama 30 menit. Proses penyikatan dan perendaman dilakukan selama 8 hari sesuai waktu yang telah ditentukan, sampel dikeringkan, dimasukkan pada kantong klip diberi label sesuai dengan kelompok perlakuannya. Kemudian dilakukan pengujian kekasaran permukaan dengan alat Surface Roughness Tester TR 220. Masing-masing sampel dilakukan pengukuran pada 3 sisi dan pada 3 garis yang berbeda, ketiga nilai hasil pengukuran tersebut kemudian dirata-ratakan untuk mendapatkan nilai kekasaran permukaan masing-masing lempeng.
Berdasarkan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan uji Levene. Hasil data menunjukkan data normal dan homogen (p>0,05). Hasil penelitian dilanjutkan dengan uji Anova untuk mengetahui perbedaan rata-rata kekasaran permukaan sebelum dan setelah dibersihkan basis gigi tiruan resin akrilik. Hasil uji Anova rata-rata kekasaran sebelum perlakuan pembersihan basis gigi tiruan resin akrilik tidak dilanjutkan dengan uji LSD dikarenakan nilai rata–rata kekasaran dianggap sama. Rata-rata kekasaran setelah pembersihan basis gigi tiruan resin akrilik menunjukkan hasil yang bermakna pada rata-rata kekasaran permukaan basis gigi tiruan resin akrilik (p<0,05). Hasil uji Anova rata-rata kekasaran setelah perlakuan pembersihan basis gigi tiruan resin akrilik dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa rata-rata kekasaran antar kelompok setelah perlakuan, menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap pembersihan Mechanical Brushing, perendaman dalam larutan NaOCl 0,5%, dan kombinasi (p>0,05).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai kekasaran antara perlakuan penyikatan Mechanical Brushing, perendaman dalam larutan NaOCl 0,5% dan kombinasi (Mechanical Brushing dan larutan NaOCl 0,5%, pada basis gigi tiruan resin akrilik sebagai denture cleanser. Nilai rata-rata kekasaran pada perlakuan penyikatan Mechanical Brushing lebih tinggi bila dibandingkan dengan perendaman larutan NaOCl 0,5%, dan perlakuan kombinasi (Mechanical Brushing dan larutan NaOCl 0,5% pada basis gigi tiruan resin akrilik heat-cured. | en_US |