Show simple item record

dc.contributor.advisorUtami, Sri
dc.contributor.advisorHanim, Anifatul
dc.contributor.authorPrawiro, Helmy Yudho
dc.date.accessioned2015-12-21T03:14:16Z
dc.date.available2015-12-21T03:14:16Z
dc.date.issued2015-12-21
dc.identifier.nim9408101016
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/68079
dc.description.abstractPola gerak pembangunan nasional diarahkan untuk kesejahteraan dan kemak­ muran rakyat. Tujuan pembangunan nasional sebagaimana tereantum dalam GBHN yaitu untuk meneapai tatanan masyarakat yang add dan makmur berdasarkan Paneasila dan DUD 1945, merupakan tujuan luhur yang tidak mudah untuk diraih. Diperlukan suatu pola pembangunan ekonomi yang sustainable dari Pelita ke pelita sejak bendera Orde Bam dikibarkan. Stabilitas ekonomi merupakan salah satu syarat mutlak yang ikut membentuk iklim kondusif bagi jalannya proses pembangunan itu sendiri. Kebijakan stabilisasi dipandang perlu guna menjadi pendorong bagi berlangsungnya elemen kegiatan ekonomi yang bertugas menjadi penopang pembangunan ekonomi makro. Program stabilisasi adalah suatu paket kebijakan yang tujuan utamanya untuk menghapuskan ketimpangan antara dieerminkan oleh kenaikan tingkat harga dan defisit neraea pembayaran intemasional (Nopirin 1989 ~24). Ketahanan ekonomi akan muneul dengan sendirinya sebagai konsekuensi logis. Jika stabilitas ekonomi dapat dijaga. Stabilitas yang sangat perlu mendapat perhatian diantaranya adalah stabilitas dalam pengendalian laju inflasi, tingkat pengangguran, dan keseimbangan neraea pembayaran yang kesemuanya itu merupakan permasalahan j angka pendek, disamping pertumbuhan ekonomi yang merupakan permasalahan j angka panjang (Boediono, 1988 ; 2). Pemerintah telah dan tengah melakukan banyak langkah taktis dengan melaku­ kan sederetan kebijakan mendasar yang kesemuanya bertujuan untuk mendorong ter­ jadinya proses penyesuaian secara struktural dan kondisi yang ada. Berbagai kebijakan muneul baik yang bersentris fiskal maupun moneter, yang kesemuanya bermuara pada tereiptanya ketahanan ekonomi. Ketahanan ekonomi yang ingin dieapai akan tercermin pada tingkat pertumbuhan yang tinggi, kondisi neraca pembayaran yang mantap, kestabilan sisi moneter dan tingkat inflasi yang rendah serta terkendali. Sektor moneter merupakan salah satu sisi perekonomian yang patut mendapat sorotan dalam pembangunan ekonomi dalam rangka mencapai ketahanan yang stabil. Kebijakan sektor moneter dipandang penting karena dilihat dari peran utama yang harus dimainkannya yaitu menyediakan likuiditas makro yang cukup tanpa menimbulkan tekanan-tekanan dalam neraca pembayaran (Bank Indonesia, Laporan Tahunan 1988/ 1989 :3). Kestabilan moneter pada umumnya merupakan salah satu indikator kestabilan perekonomian dan keberhasilan pembangunan dalam bidang ekonomi. Kestabilan moneter mempunyai pengaruh yang luas pada perekonomian secara keseluruhan. Kestabilan moneter menjamin peningkatan produksi, perluasan kesempatan kerja dan pembagian pendapatan masyarakat yang lebih adil. Oleh karena itu dalam ketatanega­ raan pemerintah selalu berusaha untuk menciptakan dan mempertahankan kestabilan moneter dalam batas-batas tertentu. Sistem moneter yang baik akan dikembangkan dan lembaga-lembaga keuangan yang sehat akan diciptakan dan ditumbuhkan. Apabila keadaannya telah demikian maka mekanisme keuangan yang sehat relatif mudah untuk dicapai. Mekanisme keuangan yang sehat adalah keuangan yang relatif stabil dan dinamis, artinya jumlah uang yang beredar di masyarakat selalu mengalami perubahan sesuai dengan perubahan permintaan uang dari masyarakat. Perubahan j umlah uang yang beredar bukan dalam arti yang negatif, tetapi dalam arti yang positif Jumlah uang selalu mengalami perubahan baik dalam jumlah maupun dalam kualitasnya. Perubahan secara kuantitatif adalah perubahan jumlah uang beredar dalam arti jumlahnya, sedangkan perubahan kualitatif adalah perubahan dalam arti komposisi peredarannya. Bank sentral selaku otoritas moneter berfungsi dalam mengatur, mengawasi, memelihara kestabilan nilai rupiah, mengkoordinasikan serta memberi bimbingan kepada bank-bank umum tentang tata laksana bank yang sehat. Dapat diartikan bahwa otoritas moneter hanyalah mengawasi besaran-besaran yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dengan menetapkan kebijaksanaan suku bunga selanjutnya akan berpengaruh terhadap pendapatan riil.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectJumlah uang beredar di Indonesiaen_US
dc.titleAnalisis Jumlah Uang Beredar di Indonesia Tahun 1996-1998en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record