MASALAH EFISIENSI DAN PENDAPATAN PADA INDUSTRI MEUBEL SEBELUM DAN SESUDAH MEMPEROLEH KREDIT USAHA KECIL (KUK) KOTAMADYA PASURUAN
Abstract
Tujuan dari penelitian dengan judul Masalah   Efisiensi  dan Pendapatan Pada  lndustri  Meubel   Sebelum dan Sesudah Memperoleh Kredit Usaha Kecil (KUK) Di Kotamadya Pasuruan adalah  untuk mengetahui tingkat efisiensi usaha dan tingkat pendapatan pada industri meubel sebelum  dan sesudah memperoleh Kredit Usaha Kecil serta untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui pada industri meubel dalam  meningkatkan pendapatannya. Penelitian ini sengaja dilakukan di Kotamadya Pasuruan dengan  pertimbangan di Kotamadya Pasuruan saat ini sektor industri sedang mengalami   pertumbuhan dan mempunyai prospek yang baik dimasa depan. lndustri yang paling menonjol di Kotamadya Pasuruan adalah industri meubel.    Alasan pemilihan industri meubel sebagai obyek penelitian di Kotamadya Pasuruan, karena  banyak  industri  meubel  di Kotamadya Pasuruan yang mendapat bantuan Kredit Usaha Kecil  untuk  mengembangkan usahanya.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam  penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian yang berguna  untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey langsung dengan mengambil sampel dari populasi yang ada. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proporsional Stratified Random Sampling, yaitu Pengambilan secara acak dan proporsional berdasarkan   atas strata realisasi  KUK.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata  pendapatan industri meubel setelah memperoleh KUK adalah lebih besar yaitu Rp.2.856.860,4 daripada rata-rata pendapatan industri meubel sebelum memperoleh KUK yang sebesar Rp.2.387.278,6 atau menga]ami kenaikan sebesar 19,67%. Dari hasil uji statistik t-test dengan derajat kepercayaan sebesar 95% diperoleh   bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel  (2,24  < 1,67), yang berarti bahwa pendapatan industri  meubel sesudah memperoleh KUK lebih besar  daripada pendapatan sebelum memperoleh KUK. 
Rata-rata efisiensi usaha industri meubel sesudah   memperoleh KUK adalah 24,15 sedangkan sebelum  memperoleh KUK  sebesar 21,69, yang berarti bahwa  efisiensi usaha  industri meubel sesudah memperoleh KUK lebih besar daripada efisiensi usaha industri meubel sebelum memperoleh KUK. Dari hasil uji statistik t-test diperoleh  bahwa  t hitung  lebih  besar dari t tabel  (2,026 > 1,671) yang berarti  bahwa  hipotesa yang diajukan diterima yaitu tingkat efisiensi  industri meubel setelah memperoeh KUK lebih besar  daripada  efisiensi  industri meubel sebelum memperoleh KUK. 
Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa kenaikan pendapatan maupun efisiensi usaha industri meubel tidak   
terlalu  tinggi, hal  ini disebabkan karena   
1) masih  terlalu  kecilnya  dana  yang  diterima,
2) pengelolaan keuangan perusahaan yang masih sederhana,  
3) pemanfaatan pinjaman KUK  yang kurang tepat.