Show simple item record

dc.contributor.advisorPuspitasari, Endah
dc.contributor.advisorMuslichah, Siti
dc.contributor.authorZuhro, Fatimatuz
dc.date.accessioned2015-12-17T01:17:53Z
dc.date.available2015-12-17T01:17:53Z
dc.date.issued2015-12-17
dc.identifier.nim112210101053
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/67660
dc.description.abstractPenderita Diabetes Melitus (DM) selalu meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kemakmuran dan perubahan gaya hidup. DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Salah satu golongan obat antidiabetes adalah inhibitor α-glukosidase. α-glukosidase merupakan enzim yang berperan dalam pemecahan oligosakarida menjadi monosakarida seperti glukosa. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa. Daun kenitu (Chrysophyllum cainito L.) dipercaya oleh suku Aboudé- Mandéké, Afrika dapat memberikan manfaat sebagai antidiabetes. Ekstrak air daun kenitu terbukti memberikan aktivitas hipoglikemik secara in vivo, namun mekanisme molekuler yang memberikan aktivitas tersebut belum jelas. Kenitu banyak terdapat di Pulau Jawa, salah satunya di Daerah Jember dengan beberapa macam varian yang dapat dibedakan dari daun dan buahnya, yaitu bulat kecil (BK), bulat besar (BB), hijau lonjong (HL), dan merah bulat (MB). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas inhibitor α-glukosidase ekstrak etanol 70% daun kenitu varian BK, BB, HL, dan MB dan mengidentifikasi golongan senyawa metabolit sekuder yang terkandung dalam ekstrak tersebut. Jenis penelitian ini adalah experimental laboratories yang dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu ekstraksi daun kenitu dengan pelarut etanol 70% secara ultrasonikasi, uji pendahuluan reaksi enzimatis, uji aktivitas inhibitor α-glukosidase (dari Saccharomyces cerevisiae) menggunakan ELISA reader, dan skrining fitokimia. Hasil uji aktivitas inhibitor α-glukosidase ditunjukkan dengan nilai IC50 yang dihitung melalui persamaan regresi linier antara konsentrasi (μg/mL) vs inhibisi (%). Nilai IC50 ekstrak daun kenitu varian BK, BB, HL, dan MB berturut-turut adalah 5,476 ± 0,039; 4,869 ± 0,018; 9,465 ± 0,012; dan 11,836 ± 0,048 μg/mL. Sedangkan nilai IC50 akarbose sebagai standar adalah 6.475 ± 65 μg/mL. Jika nilai IC50 semakin kecil, maka aktivitas inhibitor α-glukosidase semakin besar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70% daun kenitu varian BB memiliki aktivitas inhibitor α-glukosidase terbesar. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun kenitu semua varian mengandung golongan senyawa saponin, triterpenoid, flavonoid dan fenolik, namun tidak mengandung alkaloid dan steroid.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectDiabetes Mellitus (DM)en_US
dc.subjectdaun kenituen_US
dc.titleUJI AKTIVITAS INHIBITOR α-GLUKOSIDASE EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KENITU (Chrysophyllum cainito L.)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record