Show simple item record

dc.contributor.advisorAmeliana, Lidya
dc.contributor.advisorBudipratiwi W.
dc.contributor.authorPutri, Theresa Nurpeni Eka
dc.date.accessioned2015-12-16T07:54:02Z
dc.date.available2015-12-16T07:54:02Z
dc.date.issued2015-12-16
dc.identifier.nim102210101035
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/67631
dc.description.abstractKulit merupakan bagian tubuh manusia yang sering digunakan sebagai tolok ukur penampilan fisik. Banyak orang berlomba-lomba memperindah kulit, mulai dari menggunakan produk-produk kosmetik hingga melakukan perbaikan pada kulitnya dengan melakukan operasi. Salah satu masalah kulit yang sering dialami oleh kebanyakan orang adalah selulit. Selulit dialami oleh pria dan wanita, namun presentase terbesar dialami oleh wanita (Barel, 2006). Selulit umumnya muncul setelah pubertas dan makin memburuk seiring bertambahnya umur. Selulit adalah kondisi lokal pada jaringan lemak dan jaringan ikat subkutan berupa parutan-parutan tidak rata pada kulit yang nampak seperti kulit jeruk (Barel, 2006). Penanganan selulit dapat dilakukan dengan menggunakan sediaan topikal krim, gel atau sediaan topikal lainnya yang mengandung bahan aktif tertentu untuk mengurangi selulit tersebut. Bahan yang paling banyak serta aman digunakan pada golongan ini adalah kafein, yang biasanya digunakan dengan kadar 1-2% (Hexsel et al., 2006). Kafein digunakan dalam produk dengan tujuan memberi efek lipolisis pada adiposit dengan menyebabkan inhibisi fosfodiesterase dan meningkatkan cAMP (cyclic adenosine monophosphate) (Rawlings, 2006). Sediaan topikal yang dipilih adalah sediaan dalam bentuk gel dengan basis carboxymethylcellulose sodium (CMC Na). Gel dengan basis CMC Na stabil pada pH asam (Agoes, 2012), dan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada gel natrium diklofenak dengan basis CMC Na menunjukkan nilai laju penetrasi yang lebih baik dibandingkan dengan gel dengan basis HPMC dan karbopol (Rahmani, 2010). Untuk meningkatkan kemampuan penetrasi obat melalui stratum korneum ditambahkan penetration enhancer alpha hidroxy acid (AHA). Pada penelitian ini dilakukan formulasi gel kafein dengan penambahan asam tartrat konsentrasi 0%; 0,3%; 0,6%; dan 0,9%. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh asam tartrat terhadap mutu fisik gel kafein dan laju penetrasi perkutan gel kafein secara in vitro. Uji laju penetrasi gel kafein dilakukan menggunakan Dissolution Tester selama 8 jam menggunakan membrane kulit tikus. Hasil serapa yang didapatkan kemudian digunakan untuk menghitung fluks. Hasil uji laju penetrasi gel kafein dengan penambahan asam tartrat menunjukkan semakin tinggi konsentrasi asam tartrat yang digunakan maka makin meningkat laju penetrasi tiap formula. Hasil uji yang didapatkan kemudian dianalisis secara statistic menggunakan uji One Way Anova.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectAsam Tartraten_US
dc.subjectKafeinen_US
dc.subjectKuliten_US
dc.titlePENGARUH ASAM TARTRAT TERHADAP LAJU PENETRASI PERKUTAN KAFEIN DALAM BASIS GEL NATRIUM KARBOKSI METILSELULOSA SECARA IN VITROen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record