dc.description.abstract | Kondisi hiperglikemia pada pasien diabetes mellitus dapat menyebabkan
gangguan fungsi ginjal akibat pembentukan AGEs (Advanced Glycation End-
Products) yang irreversible sehingga memicu terjadinya nefropati diabetik dan
meningkatkan risiko terjadinya end-stage renal disease (ESRD). Terapi antidiabetes
dan antihipertensi yang diberikan dapat berfungsi mengurangi risiko dan
memperlambat progresifitas kerusakan ginjal. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengkaji profil pasien dan klasifikasi gagal ginjal pada pasien diabetes mellitus
dengan komplikasi gagal ginjal di Instalasi RSD. dr. Soebandi Jember tahun 2014.
Selain itu juga untuk mengkaji pemilihan obat beserta dosis terapi antidiabetes dan
antihipertensi pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi gagal ginjal.
Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif retrospektif dengan melakukan
kajian terhadap rekam medik pasien diabetes mellitus dengan komplikasi gagal ginjal
di RSD. dr. Soebandi jember.
Sebanyak 26 pasien diabetes mellitus dengan komplikasi gagal ginjal yang
memenuhi kriteria inklusi menjadi sampel penelitian. Sebanyak 14 pasien (53,85%)
berjenis kelamin wanita dan 12 pasien (46,15%) berjenis kelamin pria. Jumlah
kelompok usia terbanyak yang menjadi sampel penelitian adalah usia 51-60 tahun (15
pasien). Dari 26 pasien didapatkan tingkat keparahan gagal ginjal yang meliputi 5
pasien (19,23%) mengalami gagal ginjal stage 3, 3 pasien (11,54%) stage 4, dan 18
pasien (69,23%) stage 5. Pasien yang mendapatkan terapi antidiabetes dan
antihipertensi sebanyak 17 pasien sedangkan yang mendapatkan terapi antihipertensi
saja sebanyak 9 pasien. Pengobatan terbanyak antidiabetes dan antihipertensi baik
tunggal atau kombinasi ialah insulin actrapid dan diuretik loop (furosemide).
Ketepatan pemilihan obat dan dosis terapi antidiabetes berdasarkan KDOQI (2013)
dan Chronic Kidney Disease Guidelines (2013) ialah tepat semua (100%). Sedangkan
untuk terapi antihipertensi berdasarkan JNC 8 (2013) dan Chronic Kidney Disease
Guidelines (2013) sebanyak 12 pasien (46,15%) belum tepat pemilihan obat karena
tidak sesuai dengan guideline, 1 pasien (3,85%) polifarmasi dan 2 pasien (7,69%)
kontraindikasi obat terhadap kondisi pasien, 3 pasien (11,54%) dosis kurang dan 2
pasien (7,69%) dosis lebih. | en_US |