Show simple item record

dc.contributor.advisorMuslichah, Siti
dc.contributor.advisorUlfa, Evi Umayah
dc.contributor.authorKartini, Fitria Dwi
dc.date.accessioned2015-12-16T07:12:13Z
dc.date.available2015-12-16T07:12:13Z
dc.date.issued2015-12-16
dc.identifier.nim112210101007
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/67606
dc.description.abstractWarna kecoklatan sampai kehitaman pada kulit disebabkan oleh pigmen melanin yang ada di kulit. Semakin banyak akumulasi melanin dapat menyebabkan hiperpigmentasi yang dapat merusak keindahan kulit dan dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri pada penderita. Kosmetik pemutih kulit dibutuhkan untuk mengatasi masalah hiperpigmentasi tersebut. Salah satu mekanisme kerja bahan pemutih kulit adalah menghambat kerja tirosinase. Tirosinase adalah enzim yang berperan penting dalam sintesis melanin. Proses pembentukan melanin dapat berkurang ketika tirosinase dihambat sehingga kulit tampak lebih cerah. Isoflavon merupakan salah satu senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas hambatan tirosinase. Isoflavon banyak terdapat dalam tanaman golongan leguminoceae, salah satunya adalah edamame. Terdapat 4 bentuk isoflavon yang ada pada kedelai yaitu aglikon, glikosida, malonil glikosida, dan asetil glikosida. Aktivitas hambatan tirosinase isoflavon aglikon (genistein, daidzein, glisitein) lebih besar daripada bentuk isoflavon lainnya. Suatu senyawa dapat diambil dari jaringan tanaman melalui proses ekstraksi. Salah satu yang mempengaruhi proses ekstraksi adalah pelarut ekstraksi. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi harus bersifat selektif terhadap senyawa yang ingin diambil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan pelarut ekstraksi terhadap kadar genistein dan aktivitas hambatan tirosinase. Pelarut yang digunakan adalah pelarut etil asetat dan etanol 70 %. Penetapan kadar genistein pada penelitian ini menggunakan KLT Densitometri dengan fase diam silika Gel 60 F254 dan fase gerak toluen : etil asetat : aseton : asam format (20:4:2:1). Hasil menunjukkan kadar genistein tertinggi terdapat pada edamame yang diekstraksi menggunakan etil asetat dengan kadar 0,0811 ± 0,0022 % b/b sedangkan ekstrak etanol 70 % edamame memiliki kadar genistein sebesar 0,0351 ± 0,0013 % b/b. Hasil uji aktivitas hambatan tirosinase pada masing-masing ekstrak menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat edamame memberikan hambatan yang lebih besar dibandingkan ekstrak etanol 70%. Nilai IC50 ekstrak etil asetat yaitu 76,585 ± 1,799 μg/ml sedangkan nilai IC50 ekstrak etanol 70 % adalah 90,241 ± 1,266 μg/ml. Hasil aktivitas hambatan tirosinase yang diperoleh sebanding dengan hasil penetapan kadar genistein pada masing-masing ekstrak. Semakin tinggi kadar genistein dalam ekstrak maka semakin tinggi juga kemampuan hambatan tirosinase yang ditunjukkan dengan semakin kecil nilai IC50. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa perbedaan pelarut memberikan pengaruh terhadap kadar genistein dan aktivitas hambatan tirosinase ekstrak edamame.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPelarut Ekstraksien_US
dc.subjectGenisteinen_US
dc.subjectEdamameen_US
dc.titlePENGARUH PERBEDAAN PELARUT EKSTRAKSI TERHADAP KADAR GENISTEIN DAN AKTIVITAS HAMBATAN TIROSINASE EDAMAME (Glycine max) IN VITROen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record