dc.description.abstract | Menurunnya kinerja angkutan umum perkotaan jember tidak lepas dari beberapa
faktor antara lain kondisi kurang nyaman dalam segi pelayanan, overlapping trayek,
belum dilakukan perbaikan jaringan trayek oleh pihak berwenang, dan kredit motor
yang murah sehingga masyarakat banyak yang menggunakan kendaraan bermotor.
Dampak terburuk bila hal ini terus berlanjut, populasi kendaraan bermotor akan
meningkat tiap tahunnya. Kemacetan lalu lintas, pemborosan BBM serta polusi udara
juga akan meningkat. Disaat yang sama saat ini mulai tumbuh pola tata guna lahan
baru di wilayah perkotaan yang berpotensi demand besar namun belum terlayani
angktan umum. Melihat masalah tersebut perlu dilakukan sebuah perencanaan
jaringan trayek angkutan umum ranting dan kebutuhan armadanya yang sesuai
dengan konsep perundang-undangan. Diharapakan dari perencanaan tersebut dapat
mengurangi overlapping dan mengakomodasi seluruh wilayah perkotaan agar
terlayani oleh angkutan umum.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk perencanaan jaringan
trayek ranting adalah menggunakan pendekatan analisa empat tahap (four method),.
untuk mengetahui potensi demand penumpang dimasa sekarang dan mendatang
menggunakan metode furness, sedangkan untuk mendapatkan jumlah kebutuhan
angkutan umum trayek ranting menggunakan pedoman teknis penyelenggaraan
angkutan umum dalam trayek tetap dan teratur. Dari Penelitian dan pengolahan data
yang dilakukan, didapatkan perencanaan jaringan 8 rute trayek ranting dan 182
armada angkutan umum yang dibutuhkan untuk dialihkan ke trayek ranting. | en_US |