Show simple item record

dc.contributor.advisorYunarni W, Wiwik
dc.contributor.advisorWahyuni, Sri
dc.contributor.authorHERLINA, ANDIANI
dc.date.accessioned2015-12-08T16:11:51Z
dc.date.available2015-12-08T16:11:51Z
dc.date.issued2015-12-08
dc.identifier.nim111910301024
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/67169
dc.description.abstractSub DAS Tenggarang merupakan bagian dari DAS Sampean Baru yang berada di Kabupaten Bondowoso. Terletak di bagian hulu membuat Sub DAS Tenggarang termasuk daerah yang subur dengan nilai produktifitas yang cukup tinggi. Namun kondisi yang demikian tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang baik. Terbukti dengan adanya penjarahan hutan dengan dalih kepentingan pribadi. Semakin luas lahan yang gundul akan semakin mengurangi kemampuan tanah dalam menahan air hujan sehingga akan menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat seperti banjir. Oleh karena itu sebelum melakukan penanganan terkait adanya banjir perlu diketahui daerah yang berpengaruh terhadap terjadinya banjir, salah satunya daerah yang berpotensi memasok banjir berdasarkan hasil perhitungan laju infiltrasi dan intensitas hujan di Sub DAS Tenggarang. Sebagai tahapan awal dilakukan pengamatan parameter infiltrasi di lapangan menggunakan double ring infiltrometer. Lokasi pengamatan ditentukan berdasarkan jenis tanah, tata guna lahan, dan kemiringan lereng. Hasil pengamatan parameter infiltrasi kemudian dilakukan perhitungan laju infiltrasi menggunakan Metode Horton. Sedangkan intensitas hujan yang merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan banyaknya curah hujan per satuan waktu tertentu. Data hujan yang digunakan menganalisis hujan rancangan menggunakan pencatatan data hujan selama 20 tahun. Berdasarkan faktor-faktor tersebut kemudian dicari daerah mana saja yang berpotensi sebagai pemasok banjir menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Langkah langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi daerah potensi pemasok banjir dengan SIG ini meliputi: (1) interpolasi hasil perhitungan laju infiltrasi menggunakan interpolasi Inverse Distance Weighting (IDW) untuk mengetahui daerah yang memiliki nilai laju infiltrasi yang sama sesuai klasifikasi yang diberikan oleh US Soil Conservation; (2) interpolasi hasil perhitungan intensitas hujan menggunakan interpolasi IDW sesuai klasifikasi yang diberikan oleh Wiharta, et al (1997); (3) overlay peta laju infiltrasi dan intensitas hujan untuk mengetahui daerah yang berpotensi sebagai pemasok banjir, apabila nilai intensitas hujan lebih tinggi daripada nilai laju infiltrasi maka daerah tersebut dikatakan berpotensi, begitu pula sebaliknya. Hasil identifikasi daerah potensi pemasok banjir ini berguna untuk acuan sebagai dasar pelaksanaan konservasi terkait lingkungan di Sub DAS Tenggarang. Ada beberapa hal yang menyebabkan suatu daerah dapat berpotensi memasok banjir yaitu antara lain 1) ketidaksesuaian penggunaan lahan terhadap jenis tanah dan kemiringan lereng menyebabkan tanah tidak dapat menyerap air secara maksimal sehingga menghasilkan limpasan permukaan; 2) Kemiringan lereng yang curam membuat limpasan permukaan dengan cepat masuk ke sungai yang menyebabkan debit sungai meningkat dan mengalir deras ke daerah yang lebih rendah sebagai pasokan banjir. Sehingga penelitian ini bermanfaat untuk menentukan daerah mana saja yang mendapat prioritas untuk adanya tindakan pencegahan. Adapun tindakan yang bisa dilakukan yaitu penanaman kembali hutan sehingga nilai infiltrasi yang dihasilkan diharapkan lebih besar dari sebelumnya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPemetaan Daerahen_US
dc.subjectBanjiren_US
dc.subjectInfiltrasien_US
dc.subjectIntensitas Hujanen_US
dc.subjectDASen_US
dc.titlePEMETAAN DAERAH POTENSI PEMASOK BANJIR BERDASARKAN LAJU INFILTRASI DAN INTENSITAS HUJAN DI SUB DAS TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSOen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record