PENGARUH VARIASI KONSENTRASI HORMON NAA TERHADAP INDUKSI KALUS GAHARU (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke) MELALUI TEKNIK IN VITRO DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI KARYA ILMIAH POPULER
Abstract
Pengaruh Variasi Konsentrasi Hormon NAA terhadap Induksi Kalus Gaharu
(Gyrinops Versteegii (Gilg) Domke) melalui Teknik In Vitro dan
Pemanfaatannya sebagai Karya Ilmiah Populer; Azalia Qurrotu Aini;
110210103038; 2015; 85 Halaman; Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.
Gaharu merupakan tumbuhan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Saat ini
keberadaan gaharu di alam mulai langka akibat adanya penebangan secara berlebihan
tanpa diimbangi dengan pelestarian. Konservasi diperlukan untuk melestarikan
keberadaan tumbuhan gaharu di alam. Salah satu cara untuk mendapatkan bibit
gaharu yang cepat dan dalam skala besar yaitu dengan menggunakan teknik kultur
jaringan. Dalam teknik kultur jaringan hal yang perlu diperhatikan adalah
penggunaan jenis media dan jenis ZPT yang digunakan. Salah satu ZPT yang sering
digunakan dalam teknik kultur jaringan adalah NAA karena sifatnya yang lebih stabil
dibanding dengan ZPT yang lain. Penggunaan NAA diharapkan mampu menginduksi
pertumbuhan kalus yang berasal dari eksplan daun gaharu. Pembentukan kalus
merupakan tahap paling penting dalam teknik kultur jaringan karena kalus merupakan
awal pertumbuhan bagi eksplan untuk tumbuh menjadi tumbuhan yang utuh.
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh variasi konsentrasi hormon
NAA terhadap pembentukan kalus gaharu, untuk mengetahui konsentrasi optimal
NAA yang memberikan pertumbuhan terbaik terhadap pembentukan kalus gaharu,
dan untuk mengetahui apakah hasil penelitian ini damat dimanfaatkan sebaga karya
ilmiah populer. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan, Jurusan
Budidaya Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Jember. Metode yang digunakan
adalah Rancangan Acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan : kontrol NAA 0 ppm,
NAA 1 ppm, NAA 2 ppm, NAA 3 ppm, NAA 4 ppm dan NAA 5 ppm. Pengamatan
dilakukan pada parameter waktu awal terbentuknya kalus; berat basah kalus; dan
warna kalus.
Analisis statistik yang digunakan adalah Anova. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa adanya penambahan NAA dapat menginduksi pembentukan
kalus. Perlakuan NAA 5 ppm mampu menginduksi pertumbuhan kalus dengan rerata
hari 22 hari setelah tanam. Uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan variasi
konsentrasi NAA berpengaruh tidak nyata terhadap kecepatan terbentuknya kalus.
Namun, perlakuan variasi konsentrasi NAA berpengaruh nyata terhadap berat basah
kalus. Pengamatan secara visual dilakukan untuk menentukan warna kalus dengan
menggunakan pedoman Munsell Color Chart for Plant Tissue. Terdapat perubahan
warna kalus dari putih menjadi kekuningan.
Penelitian pengaruh variasi konsentrasi NAA terhadap pembentukan kalus
gaharu sangat layak dijadikan sebagai media informasi berupa karya ilmiah populer
dengan judul “Kultur Jaringan Gaharu (Gyrinops versteegii)” dengan rerata nilai
validasi sebesar 73,5.