Show simple item record

dc.contributor.advisorWidodo, Jojok
dc.contributor.advisorAswatama, Ketut
dc.contributor.authorRosnita, Martha Opsi
dc.date.accessioned2015-12-07T06:26:16Z
dc.date.available2015-12-07T06:26:16Z
dc.date.issued2015-12-07
dc.identifier.nim081910301064
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66879
dc.description.abstractDesain Struktur Rumah Sakit Pendidikan Universitas Jember: untuk Pelaksanaan Metode Konvensional dan Pracetak; Martha Opsi Rosnita, 081910301064; 2012: 82 halaman; Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Jember. Beton pracetak adalah suatu percetakan komponen-komponen struktural yang dilakukan secara pabrikasi. Sistem pracetak sebagai salah satu metode konstruksi memliki keunggulan dalam hal kecepatan konstruksi, kontrol kualitas, dan kemudahan dalam pelaksanaan. Dalam tugas akhir ini, gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Jember akan direncanakan menggunakan metode pracetak pada elemen pelat, balok, dan kolom. Metode pracetak yang akan dirancang terdiri dari metode pracetak sambungan basah dan sambungan kering. Analisa struktur menggunakan SAP 2000 versi 14 dengan desain komponen yang mampu menahan gaya gempa yang terjadi. Hal yang sangat penting dalam perencanaan metode pracetak ini adalah pada sambungan antar komponen-komponen pracetak, karena kekuatan dari suatu rangka batang tergantung dari kekuatan sambungannya. Maka dari itu perencanaan sambungan metode pracetak baik sambungan basah dan sambungan kering harus mampu menahan gaya-gaya dalam yang terjadi. Hasil dari perencanaan sistem sambungan pracetak ini adalah pada sistem sambungan basah menggunakan las sebagai penyambung antar tulangan. Las yang digunakan adalah tipe E80xx dengan mutu 550 MPa dan untuk bahan grouting menggunakan mutu 500 MPa. Sedangkan pada sambungan kering menggunakan pelat dan baut sebagai penyambung antar komponennya. Pelat siku yang digunakan memiliki mutu baja BJ-50 dan baut A490 dengan mutu 1035 MPa. Pada metode pracetak, pelat pada sistem sambungan basah dirancang sebagai half slab, sedangkan pelat pada sistem sambungan kering dirancang sebagai full slab. Untuk pembuatan komponen balok pada sistem sambungan basah tulangan atas dipasang ketika balok pracetak sudah dipasang, sedangkan pada sistem sambungan kering tulangan atas dipasang saat komponen pracetak dibuat dan ditanami baut pada sisi ujung balok. Produksi kolom pracetak pada sistem sambungan basah dan sambungan kering sama, hanya saja pada sambungan kering kolom ditanami baut sebagai sistem sambungannya. Metode pelaksanaan sistem konvensional seluruh pekerjaan pengecoran dilakukan di tempat. Pada pelaksanaan sistem sambungan basah pengecoran ditempat dilakukan pada permukaan pelat pracetak sebagai topping pelat dan proses grouting dilakukan pada sambungan komponen pracetak. Pelaksanaan sistem pracetak sambungan kering ini meminimalisir proses pengecoran ditempat, sehingga grouting hanya dilakukan pada sambungan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectMETODE KONVENSIONAL DAN PRACETAKen_US
dc.subjectSTRUKTUR RUMAH SAKIT PENDIDIKANen_US
dc.titleDESAIN STRUKTUR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER: UNTUK PELAKSANAAN METODE KONVENSIONAL DAN PRACETAKen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record