dc.description.abstract | Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya analisa profil jaringan lunak wajah
dalam perawatan ortodonsi karena untuk penilaian penampilan seseorang, hal
pertama yang diperlihatkan adalah jaringan lunak wajah yang membungkus tulang
kepala. Pertumbuhan jaringan lunak wajah dipengaruhi secara langsung oleh
pertumbuhan jaringan keras di bawahnya. Analisa yang tepat antara keduanya
diperlukan dalam penegakan kasus diagnosa orthodonti. Pertumbuhan keduanya
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah perbedaan letak geografis yang
erat sekali dengan profil kepulauan Indonesia. Hal tersebut mengakibatkan banyak
faktor diantaranya adalah munculnya populasi-populasi dari ras asli Indonesia. Oleh
karena itu, diperlukan penelitian yang dapat membuktikan pertumbuhan jaringan
keras dan jaringan lunak ditinjau dari populasi sebagai akibat perbedaan letak
geografis di Indonesia. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kecembungan
jaringan keras dan profil jaringan lunak wajah menggunakan analisa sefalometri pada
mahasiswa populasi Jawa dan Papua di Universitas Jember. Hasil penelitian
diharapkan dapat dimanfaatkan untuk: (1) panduan dalam menegakkan diagnosa
orthodonti, (2) panduan penunjang dalam menentukan rencana perawatan di bidang
orthodonti, (3) studi pendahuluan untuk memperoleh pola profil jaringan lunak
populasi Jawa dan populasi Papua di Indonesia, (4) sumbangan ilmiah di bidang
orthodonti, dan (5) dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah terkumpul melalui pengambilan
subyek penelitian dengan pendekatan cross sectional (dengan total subyek penelitian
yang digunakan adalah 10 subyek penelitian), dilakukan perhitungan secara statistik
nonparametrik menggunakan uji korelasi Pearson’s Chi-square Test. Uji dilakukan
dua kali. Uji korelasi pertama untuk mengetahui hubungan kecembungan jaringan
keras dan profil jaringan lunak wajah menggunakan analisa sefalometri pada populasi
Jawa dan uji korelasi kedua untuk mengetahui hubungan kecembungan jaringan keras
dan profil jaringan lunak wajah menggunakan analisa sefalometri pada populasi
Papua.
Rata-rata kecembungan jaringan keras wajah pada populasi Jawa adalah tipe
datar (80%) dengan variasi cembung (20%), sedangkan pada populasi Papua adalah
tipe datar (100%). Rata-rata profil jaringan lunak wajah pada populasi Jawa sama
seperti kondisi jaringan kerasnya yakni tipe datar (80%) dengan variasi tipe cembung
(20%), sedangkan pada populasi Papua memiliki tipe cembung (100%). Perhitungan
uji statistik nonparametrik menunjukkan hasil tidak terdapat hubungan antara
kecembungan jaringan keras dan profil jaringan lunak wajah menggunakan analisa
sefalometri pada populasi Jawa, sedangkan pada populasi Papua menunjukkan hasil
terdapat hubungan antara kecembungan jaringan keras dan jaringan lunak wajah
menggunakan analisa sefalometri. Hasil tersebut tidak relevan jika dilihat dari data
per satuan hasil penelitian. Jika dilihat hasil pengamatan per satuan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kecembungan jaringan keras dan
jaringan lunak wajah menggunakan analisa sefalometri pada populasi Jawa,
sedangkan pada populasi Papua tidak terdapat hubungan antara kecembungan
jaringan keras dan jaringan lunak wajah menggunakan analisa sefalometri. Perbedaan
hasil perhitungan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah proses
pertumbuhan. Proses pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu genetik,
nutrisi dan lingkungan. | en_US |