dc.description.abstract | Perawatan ortodontik dapat dilakukan dengan menggunakan piranti cekat
maupun piranti lepasan. Piranti ortodontik lepasan atau biasa disebut piranti lepasan
adalah piranti ortodontik yang dapat dipasang dan dilepas sendiri oleh pasien. Piranti
lepasan dapat memberikan hasil yang maksimal apabila dipakai terus-menerus.
Maloklusi dikatakan ideal atau tidak ditentukan oleh adanya pengukuran dengan
suatu indeks maloklusi. Indeks maloklusi mencatat keadaan maloklusi dalam suatu
format kategori atau numerik sehingga penilaian suatu maloklusi bisa objektif.
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
keberhasilan perawatan ortodontik pada pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang
menggunakan piranti lepasan dan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan tingkat
keberhasilan perawatan ortodontik dengan piranti lepasan pada pasien laki-laki dan
perempuan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik yang
dilakukan di klinik Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember pada
bulan Oktober hingga November 2014. Sampel pada penelitian ini merupakan model
studi pasien laki-laki maupun perempuan usia 8-11 tahun yang memenuhi kriteria
sebagai berikut: maloklusi klas I Angle, tidak terdapat kelainan skeletal, telah selesai
perawatan ortodontik di Klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas
Jember. Selain kriteria tersebut, kedatangan pasien di Klinik Ortodonsia Rumah Sakit
Gigi dan Mulut Universitas Jember juga diperhatikan. Minimal dalam periode satu
semester empat kali datang untuk melakukan aktifasi dan kontrol.
Penelitian ini dimulai dengan menentukan sampel penelitian, berdasarkan
perhitungan didapatkan sampel sebanyak 35 orang perempuan dan 27 orang laki-laki.
Pemilihan sampel berdasarkan kriteria sampel yang telah disebutkan sebelumnya.
Lalu dilakukan pengukuran pada model studi yang telah tersedia dengan
menggunakan indeks PAR. Model studi yang digunakan ada 3 macam. Model studi
sebelum perawatan yang selanjutnya akan disebut sebagai model I. Model studi pada
saat perawatan berjalan selama 1 tahun merupakan model progress I yang selanjutnya
akan disebut sebagai model II. Model studi yang terakhir merupakan model studi
pada pasien yang telah menjalani perawatan ortodonti selama 1,5 tahun yang
selanjutnya akan disebut model III. Selanjutnya mencatat nilai dari hasil pengukuran
dengan indeks PAR. Nilai pada pengukuran di model I dan II dibandingkan dengan
nilai pada model studi II dan model studi III. Kemudian dilakukan pemberian
kuisioner.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan yang tidak mengalami perbaikan atau
bahkan lebih buruk lebih banyak daripada yang mengalami perbaikan atau yang
mengalami perbaikan sangat banyak. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah kurangnya kekooperatifan pasien dalam memakai piranti lepasan,
kurangnya waktu yang dibutuhkan untuk perawatan, ketidaksesuaian desain alat, serta
kurangnya kerjasama antara anak, operator dan orang tua atau wali.
Kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan perawatan ortodontik pada laki-laki
maupun perempuan secara diskriptif terdapat perbedaan. Namun dilihat dari uji analisa
didapatkan tidak ada perbedaan pada perawatan ortodontik laki-laki dan perempuan. | en_US |