dc.description.abstract | Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan Indonesia. Kementrian Perindustrian Republik Indonesia menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam. Pemeliharaan tanaman kopi perlu diperhatikan agar produksi kopi terus meningkat. Salah satu bentuk pemeliharaan tanaman kopi yaitu dengan melakukan pemangkasan. Daun kopi hasil pemangkasan banyak yang terbuang sehingga perlu dilakukan proses pemanfaatan lebih lanjut.
Kopi yang banyak dijumpai di pasaran diproduksi dari dua spesies tanaman yaitu kopi arabika (Coffea arabica) dan kopi robusta (Coffea canephora). Biji kopi dari kedua spesies ini memiliki banyak senyawa aktif, salah satunya adalah senyawa golongan fenol. Senyawa fenol yang ada pada biji kopi kemungkinan juga banyak dijumpai pada daunnya. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa daun kopi arabika mengandung senyawa fenol. Senyawa fenol ini memiliki beberapa aktivitas salah satunya sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi oksidasi radikal bebas. Penelitian mengenai perbandingan kadar fenol total dan aktivitas antioksidan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan bermakna kadar fenol total dan aktivitas antioksidan pada ekstrak metanol daun kopi robusta muda, robusta tua, arabika muda, dan arabika tua.
Tahapan penelitian yang dilakukan adalah ekstraksi, penetapan kadar fenol total, pengukuran aktivitas antioksidan dan uji statistik. Ekstraksi menggunakan metode remaserasi dengan pelarut metanol 70%, penetapan kadar fenol total menggunakan metode pewarnaan reagen Folin-Ciocalteau, pengukuran aktivitas
antioksidan menggunakan metode DPPH dengan kontrol positif vitamin C dan uji statistik menggunakan one way anova yang dilanjutkan dengan uji post hoc (LSD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen yang diperoleh dari ekstraksi 250 g serbuk daun kopi robusta tua, arabika tua, robusta muda, dan arabika muda berturut-turut sebesar 17,130; 18,717; 15,084 dan 16,062 %. Kadar fenol total ekstrak dari yang terbesar yaitu ekstrak metanol daun kopi robusta tua, arabika tua, robusta muda, dan arabika muda dengan kadar fenol total berturut-turut yaitu 399,403 ± 0,559; 354,307 ± 1,204; 244,232 ± 1,761 dan 190,916 ± 1,715 mg CAE/g ekstrak. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa keempat ekstrak memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kecil dibandingkan vitamin C. Nilai IC50 dari vitamin C yaitu 3,650 ± 0,032 μg/ml. Ekstrak metanol daun kopi dengan aktivitas antioksidan terbesar yaitu ekstrak metanol daun kopi robusta tua dengan nilai IC50 sebesar 7,519 ± 0,029, disusul oleh ekstrak metanol daun kopi arabika tua, robusta muda, dan arabika muda dengan nilai IC50 berturut-turut sebesar; 8,317 ± 0,050; 13,678 ± 0,053 dan 15,535 ± 0,089 μg/ml. Nilai IC50 tersebut menunjukkan bahwa keempat ekstrak metanol daun kopi dan vitamin C memiliki aktivitas antioksidan yang sangat aktif karena nilai IC50 < 50 μg/ml. Kadar fenol total dan aktivitas antioksidan menunjukkan korelasi linier yang menandakan bahwa senyawa fenol merupakan komponen utama yang memberikan aktivitas antioksidan.
Analisis anova dan uji LSD menunjukkan bahwa kadar fenol total dari ekstrak metanol daun kopi robusta tua, arabika tua, robusta muda, dan arabika muda berbeda bermakna. Selain itu, nilai IC50 dari keempat ekstrak dan vitamin C juga berbeda bermakna karena nilai p (p value) < 0,05 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa umur dan spesies daun kopi mempengaruhi kadar fenol total dan aktivitas antioksidan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan untuk penelitian lebih lanjut. | en_US |