PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN INFORMASI ASIMETRI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Kasus pada RSD dr. Soebandi Jember)
Abstract
Anggaran  merupakan  elemen  penting  dalam sistem perencanaan   dan
pengendalian manajemen. Organisasi biasanya menterjemahkan strategi umum ke
dalam tujuan  jangka  panjang  dan  jangka  pendek  melalui  anggaran,  sehingga
terdapat  hubungan timbal  balik antara  anggaran dan  rencana  strategis.  Proses
penyusunan  anggaran  merupakan  tahap  yang  paling  menentukan  dalam
pengalokasian  dana  dan  sumber  daya.  Hal  ini  dikarenakan  anggaran  sebagai
managerial  plan  for  action  untuk  mencapai  tujuan  organisasi.  Dalam proses
penyusunan  anggaran  akan  menimbulkan  masalah  ketika  bawahan  memiliki
informasi lebih dibandingkan atasan mengenai faktor yang mempengaruhi kinerja
dan pembentuk gaji  yang kedua hal  tersebut tergantung pada kinerja  vis-à-vis
anggaran. Adanya masalah ini dapat  diminimalkan dengan penerapan anggaran
partisipatif (participative budgeting). Akan tetapi, penerapan anggaran partisipatif
itu sendiri tidak terlepas dari resiko penciptaan  budgetary slack yang dilakukan
dengan tujuan agar  anggaran tersebut mudah untuk dicapai.  Penelitian tentang
pengaruh anggaran partisipatif terhadap budgetary slack telah banyak dilakukan,
namun penelitian di bidang ini masih merupakan masalah yang menarik untuk
diteliti karena temuannya tidak selalu konsisten, hal inilah yang mendorong untuk
diadakan  pengujian  kembali.  Tujuan dari  penelitian  ini  adalah  untuk  menguji
pengaruh dari anggaran partisipatif terhadap budgetary slack, serta untuk menguji
pengaruh  informasi  asimetri  terhadap  hubungan  antara  anggaran  partisipatif
terhadap budgetary slack.
xi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan RSD dr. Soebandi
yang  ikut  terlibat  dalam penyusunan  anggaran.  Dalam penelitian  ini,  teknik
sampling yang  digunakan  adalah  purposive  sampling,  yaitu  seluruh  seluruh
pejabat  strukutural  yang  menjabat  sebagai  kepala  bagian,  kepala  subbagian,
kepala  bidang,  dan  kepala  seksi  yang  berjumlah  22  orang.  Untuk  menguji
kelayakan  penggunaan  model  regresi  dan  kelayakan  variabel  bebas  peneliti
menggunakan  uji  asumsi  klasik,  yang  digunakan  adalah  uji  normalitas,
multikolinearitas dan uji heterokedastisitas. Metode analisis data menggunakan uji
nilai selisih mutlak dan dilakukan uji hipotesis dengan uji koefisien regresi secara
parsial (Uji t).
Hasil  penelitian  untuk  uji  asumsi  klasik  menunjukkan  bahwa  data
berdistribusi  normal  serta  tidak  terindikasi  terjadinya  multikolinearitas  dan
heterokedastisitas. Berdasarkan ringkasan data olah hasil output SPSS maka hasil
pengujian hipotesis menunjukkan ada hubungan yang signifikan (p-value 0,000),
dan nilai  koefisien regresi  menunjukkan hasil  yang positif,  yaitu sebesar  1,359.
Nilai t hitung interaksi yang diukur dengan nilai absolut perbedaan antara X1 dan
X2  (AbsX1_X2)  sebesar  0,742  dengan  probabilitas  signifikasi  0,000  dan
signifikan pada 0,05 (p-value 0,000).
Berdasarkan  uji  uji  hipotesis  yang  telah  dilakukan  maka  dapat  ditarik
beberapa  kesimpulan  bahwa  anggaran  partisipatif  (X1)  berpengaruh  secara
signifikan terhadap budgetary slack (Y) dengan arah positif, yang berarti bahwa
semakin  tinggi  tingkat  partisipasi  dalam  penyusunan  anggaran,  tingkat
kecenderungan  dalam  penciptaan  budgetary  slack juga  meningkat.  Serta
menunjukkan  bahwa  variabel  informasi  asimetri  (X2)  merupakan  variabel
moderating dan berpengaruh secara signifikan terhadap hubungan antara anggaran
partisipatif (X1) dengan budgetary slack (Y). Adapun beberapa saran yang coba
peneliti  sampaikan  sebagai  saran  untuk  penelitian  yang  akan  datang  yaitu
penelitian  selanjutnya  dapat  dilakukan  dengan  memasukkan  variabel-variabel
organisasional,  seperti  keterlibatan  kerja,  motivasi,  kultur  organisasi,  atau
informasi yang berhubungan dengan tugas (job relevant information).  partisipasi
penganggaran  berpengaruh  terhadap  budgetary  slack,  sehingga  perlu 
xii
ditingkatkannya  fungsi  Tim perencanaan  dan  tim pengendalian  internal  agar
komposisi  anggaran  yang  ditetapkan   dapat  dicapai  secara  optimal.  Temuan
penelitian  ini  dapat  dipertimbangkan  oleh  praktisi  maupun  akademisi  sebagai
masukan yang penting karena bagaimanapun  budgetary slack yang tinggi akan
menciptakan disifungsional pada organisasi yang bersangkutan.  Budgetary slack
harus  dikontrol  atau diprediksi  secara  dini agar  dapat  meningkatkan efektifitas
anggaran perusahaan terutama dalam aktifitas perencanaan dan pengendalian.
