Show simple item record

dc.contributor.advisorBudipratiwi W.
dc.contributor.advisorMuslichah, Siti
dc.contributor.authorAyu P, Lintang
dc.date.accessioned2015-12-03T04:33:54Z
dc.date.available2015-12-03T04:33:54Z
dc.date.issued2015-12-03
dc.identifier.nim112210101002
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66132
dc.description.abstractTempe merupakan makanan yang berasal dari fermentasi kedelai (Glycine max L.Merr) oleh jamur Rhizopus spp. Tempe mengandung senyawa isoflavon aglikon yang lebih tinggi dari kedelai karena dalam proses fermentasi menghasilkan enzim β-glukosidase yang dapat mengubah isoflavon glikosida menjadi isoflavon aglikon melalui proses deglikosilasi. Senyawa isoflavon aglikon meliputi genistein, daidzein, dan glisitein memiliki aktivitas hambatan enzim tirosinase. Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak etanol kedelai terfermentasi memiliki aktivitas hambatan enzim tirosinase yang lebih tinggi dibandingkan kedelai non-fermentasi dengan nilai persen hambatan enzim tirosinase sebesar 75,55%, sedangkan ekstrak etanol kedelai non-fermentasi sebesar 53,21%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas hambatan enzim tirosinase ekstrak etanol tempe kedelai, mengetahui pengaruh formulasi terhadap kadar isoflavon genistein dalam sediaan krim dan respon kesukaan konsumen terhadap krim ekstrak etanol tempe kedelai tipe A/M dan krim tipe M/A sebagai agen pemutih kulit alami. Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pembuatan ekstrak etanol tempe kedelai, kemudian dilakukan penetapan kadar genistein dalam ekstrak etanol tempe kedelai dengan metode KLT-Densitometri. Pada tahap kedua dilakukan uji aktivitas hambatan enzim tirosinase ekstrak etanol tempe kedelai secara in - vitro menggunakan microplate reader. Tahap selanjutnya dilakukan formulasi sediaan krim ekstrak etanol tempe kedelai tipe A/M dan M/A dan ditetapkan kadar isoflavon genistein dalam sediaan krim dengan uji presisi dan uji akurasi. Tahap akhir dilakukan uji sifat fisika kimia krim dan uji kesukaan konsumen terhadap krim menggunakan metode kuisioner, kemudian dilakukan analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa maserasi serbuk tempe kedelai bebas lemak menggunakan pelarut etanol 70% menghasilkan ekstrak etanol tempe kedelai ix dengan rendemen sebesar 7,440% b/b. Kadar rata - rata isoflavon genistein dalam ekstrak etanol tempe kedelai sebesar 0,245 % b/b ± 2,054%. Hasil pengujian aktivitas hambatan enzim tirosinase ekstrak etanol tempe kedelai secara in-vitro menghasilkan nilai rata – rata IC50 ekstrak etanol tempe kedelai 55,420 ppm ± 0,169 ppm lebih rendah dibanding nilai rata - rata IC50 standar genistein sebagai kontrol positif sebesar 130,139 ppm ± 0,251 ppm, yang berarti ekstrak etanol tempe kedelai memiliki hambatan enzim tirosinase yang lebih baik dibanding standar genistein. Formulasi sediaan krim ekstrak etanol tempe kedelai tipe A/M dan M/A dengan dosis ekstrak etanol tempe kedelai berasal dari konversi nilai IC50 yaitu 5,542 × 10-1 % b/b. Kadar rata - rata isoflavon genistein dalam sediaan krim ekstrak etanol tempe kedelai presis dengan nilai RSD untuk krim A/M sebesar 0,460 ×10-2 % b/b ± 0,569 % dan krim M/A sebesar 0,460 ×10-2 % b/b ± 0,211%. Berdasarkan hasil analisis statistika menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna terhadap kadar genistein dalam sampel krim ekstrak etanol tempe kedelai tipe A/M dan M/A dengan nilai p > 0,05 sehingga menunjukkan bahwa formula krim yang berbeda tidak mempengaruhi kadar genistein. Hasil uji akurasi sediaan krim ekstrak etanol tempe kedelai menunjukkan hasil yang akurat dengan nilai mean recovery ± RSD krim A/M sebesar 100,463% ± 0,909% dan krim M/A sebesar 100,897% ± 0,743%. Hasil uji sifat fisika kimia krim telah memenuhi spesifikasi yang diharapkan. Hasil uji kesukaan menunjukkan bahwa sediaan krim ekstrak etanol tempe kedelai tipe M/A lebih disukai dibandingkan krim tipe A/M karena memiliki tekstur lembut, tidak berminyak, dan tidak lengket, sehingga lebih nyaman ketika dioleskan dipermukaan kulit, selain itu berwarna putih susu dan bau harum mawar. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah ekstrak etanol tempe kedelai memiliki aktivitas hambatan tirosinase yang lebih baik dibandingkan dengan genistein sebagai kontrol positif. Formulasi krim ekstrak etanol tempe kedelai tipe A/M dan M/A tidak mempengaruhi kadar isoflavon genistein dalam sediaan krim. Krim ekstrak etanol tempe kedelai tipe minyak M/A lebih disukai dibanding krim tipe A/M berdasarkan parameter tekstur, warna, dan bau.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKrim Ekstrak Etanol Tempe Kedelaien_US
dc.subjectPemutih Kulit Alamien_US
dc.titleFormulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Tempe Kedelai (Glycine max. L) sebagai Agen Pemutih Kulit Alamien_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record