PERBANDINGAN METODE L-SYSTEM DAN ITERATED FUNCTION SYSTEM DALAM MEMBANGKITKAN SEGITIGA SIERPINSKI
Abstract
Segitiga Sierpinski adalah suatu fraktal yang mulanya dibangun dari sebuah
segitiga samasisi yang dibagi menjadi empat belahan berukuran sama. Dengan
cara yang sama Sierpinski meneruskan pembagian tersebut untuk segitiga-segitiga
lain yang lebih kecil. Segitiga Sierpinski merupakan salah satu objek fraktal yang
dapat dibangkitkan dengan menggunakan metode Iterated Function System (IFS).
Dengan metode IFS, segitiga Sierpinski dapat dibangkitkan melalui beberapa
transformasi afin. Selain menggunakan metode IFS, segitiga Sierpinski juga dapat
dibangkitkan menggunakan metode L-System yang melalui segmen garis.
Penulisan skripsi ini akan membahas bagaimana langkah membangkitkan segitiga
Sierpinski menggunakan metode L-System dan IFS. dengan menggunakan metode
IFS bagaimana menghasilkan modifikasi bentuk segitiga Sierpinski, dan
bagaimana perbandingan waktu running untuk membangkitkan segitiga Sierpinski
dengan menggunakan metode L-System dan IFS.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menunjukkan langkah-langkah
pembangkitan segitiga Sierpinski yang dibangkitkan dengan metode L-System ,
mendapatkan hasil modifikasi segitiga Sierpinski yang dibangkitkan dengan
metode IFS dan mendapatkan perbandingan waktu running setiap iterasi
menggunakan metode L-System dan IFS.
Dari hasil penelitian ini diperoleh langkah-langkah pembangkian segitiga
Sierpinski dengan menggunakan L-System yaitu melalui segmen garis. Segmen
garis menggunakan segmen garis sepanjang , sudut 120 , aksioma ! − # − #
dan aturan produksi ! $ ! − # + ! + # − !,# $ ##. Dengan sudut, aksioma
dan aturan produksi yang telah ditentukan dihasilkan bentuk segitiga Sierpinski
viii
yang memilki persamaan bentuk yang serupa dengan objek itu sendiri jika dilihat
dari skala tertentu. Hasil selanjutnya yaitu langkah-langkah pembangkitan segitiga
Sierpinski dengan IFS yang terdiri dari tiga atraktor w1,w2 dan 3 w . Setiap atraktor
1 2 w ,w dan 3 w memiliki fungsi masing-masing dalam membangun segitiga
Sierpinski. Atraktor 1 w berfungsi untuk membangun segitiga bagian kiri, dimana
nilai parameter % = 0,5, & = 0, ' = 0, ( = 0,5, ) = 0, * = 0, atraktor 2 w
berfungsi membangun segitiga bagian kanan dengan parameter nilai parameter
% = 0,5, & = 0, ' = 0, ( = 0,5, ) = 0,5, * = 0 dan atraktor 3 w berfungsi
membangun segitiga bagian atas dengan parameter nilai parameter % = 0,5, & =
0, ' = 0, ( = 0,5, ) = 0,25, * = 0,43. Hasil yang kedua pada rumusan masalah
adalah pada metode IFS pergantian parameter menghasilkan bentuk segitiga
Sierpinski yang bervariasi. Dengan mengganti parameter %, &, ', (, maka akan
dihasilkan tiga bentuk segitiga Sierpinski yang berbeda. Pada visualisasi model,
pada metode IFS dengan iterasi 0 sampai 10 memerlukan waktu running yang
relatif lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan metode L-System.