Show simple item record

dc.contributor.advisorKamsyakawuni, Ahmad
dc.contributor.advisorKusbudiono
dc.contributor.authorSa’dia, Nurhalimatus
dc.date.accessioned2015-12-03T02:46:39Z
dc.date.available2015-12-03T02:46:39Z
dc.date.issued2015-12-03
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66054
dc.description.abstractPenjadwalan merupakan suatu proses dalam perencanaan dan pengendalian produksi serta pengalokasian sumber daya pada suatu waktu tertentu dengan memperhatikan kapasitas sumber daya yang ada, sehingga diperlukan adanya pengaturan sumber daya yang ada secara efisien. Adapun tujuan dari penjadwalan produksi yaitu meminimasi makespan (total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan). Penjadwalan flowshop merupakan salah satu jenis penjadwalan dimana setiap job akan diproses mengalir pada satu arah yaitu melalui urutan mesin yang sama. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pada skripsi Nurjanah (2015), yaitu data pembuatan kerupuk UD. Samjaya. Dalam proses pembuatan kerupuk terdapat 10 pekerjaan yang diproses pada 9 mesin dengan setiap pekerjaan diproses tepat satu kali pada setiap mesin. Setiap pembuatan jenis kerupuk yang diproduksi melewati proses dengan urutan yang sama. Industri ini belum memiliki jadwal yang tetap dalam proses produksinya. Penumpukan pekerjaan untuk diproses dan sistem penjadwalan produksi yang kurang tepat dapat menyebabkan keterlambatan dalam menyelesaikan produksi, sehingga terjadi keterlambatan dalam pengiriman barang. Pada penelitian ini menggunakan algoritma Artificial Bee Colony dan algoritma Differential Evolution Plus yang akan diterapkan pada penjadwalan ix pembuatan kerupuk UD. Samjaya. Kedua algoritma akan dibandingkan untuk menyelesaikan permasalahan penjadwalan produksi flowshop dengan tujuan mencari solusi terbaik berdasarkan nilai makespan minimum dan tingkat kecepatan kekonvergenan. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu pengambilan data kemudian melakukan penjadwalan menggunakan kedua algoritma. Langkah selanjutnya adalah menentukan tingkat kecepatan kekonvergenan dari masing-masing algoritma. Kemudian membandingkan hasil dari kedua algoritma berdasarkan nilai makespan dan tingkat kecepatan kekonvergenan sehingga dapat diambil kesimpulan dari perbandingan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kedua algoritma dengan sembilan kali pengujian diperoleh nilai makespan yang sama yaitu 8.878 menit. Akan tetapi urutan jadwal yang dihasilkan pada setiap pengujian adalah berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa algoritma Artificial Bee Colony dan algoritma Differential Evolution Plus dapat dikatakan efektif untuk diterapkan pada penjadwalan produksi kerupuk. Apabila ditinjau dari tingkat konvergensinya, pada algoritma Artificial Bee Colony rata-rata konvergen pada iterasi ke-4 sedangkan pada algoritma Differential Evolution Plus rata-rata konvergen pada iterasi ke-1. Sehingga algoritma Differential Evolution Plus lebih cepat konvergen dibandingkan dengan algoritma Artificial Bee Colonyen_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectALGORITMAen_US
dc.subjectARTIFICIALen_US
dc.titlePERBANDINGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY DAN ALGORITMA DIFFERENTIAL EVOLUTION PLUS UNTUK PENJADWALAN FLOWSHOPen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record