dc.description.abstract | Pesatnya perkembangan teknologi telekomunikasi membuat operator-operator seluler di Indonesia saling berlomba untuk terus meningkatkan pelayanannya. Salah satunya dengan cara melalui pembangunan jaringan baru di daerah yang belum terjangkau oleh jaringan layanan telekomunikasi, contohnya seperti studi kasus pada PT. Indosat Sales Area Jember yang akan melakukan pembangunan BTS VSAT di perkebunan Blawan, Kabupaten Bondowoso menggunakan model propagasi two ray ground. Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa kualitas sistem komunikasi VSAT ditentukan melalui analisa perhitungan link budget yang dihasilkan, yaitu meliputi bandwidth sebesar , gain GDMG sebesar 45,89 dB dan GBLW sebesar 41,95 dB, EIRP (Effective Isotropic Radiated Power) sebesar 58,9 dBW, Redaman Ruang Bebas (Path Loss LFS) arah uplink sebesar LFS= 199,411 dB serta arah downlink sebesar LFS = 195,39 dB. Beda fase paling besar yaitu 7129,309º yang terletak pada arah 22º jarak 3,8 Km, dengan level daya terima sebesar -26 dBm. Serta level daya yang paling banyak diterima yaitu antara -20 dBm s.d -40 dBm dengan presentase penerimaan pada level ini sebesar 62,5 %. | en_US |