dc.description.abstract | Bakteri merupakan organisme rongga mulut yang dapat mempunyai potensi
patogen dan merusak jaringan rongga mulut, contohnya adalah jaringan periodontal.
Prosentase bakteri periodontopatogen adalah bakteri anaerob (90%) dan bakteri gram
negatif (75%). Bakteri gram negatif anaerob memiliki endotoksin biologi aktif atau
lipopolisakarida (LPS) yang dapat menyebabkan aktivitas biologis sehingga terjadi
keradangan. LPS dapat dideteksi pada plak dan permukaan akar gigi, serta berperan
pada patogenesis penyakit periodontal. Fibroblas merupakan elemen seluler utama
jaringan ikat gingiva yang dapat mensintesis serabut kolagen untuk kesembuhan luka.
Berdasarkan hasil penelitian pada kultur sel fibroblas, LPS dapat menghambat
pertumbuhan sebagian sel fibroblas gingiva.
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang bersifat menguntungkan
bagi yang mengkonsumsinya melalui penyeimbangan mikroflora pencernaan. Bakteri
probiotik mampu menstimulasi sistem imun antara lain meningkatkan fungsi
fagositosis makrofag, NK cells, neutrofil, merangsang sekresi IgM dan meningkatkan
produksi IgA, dengan hasil akhir meningkatkan produksi antibodi secara lokal
maupun sistemik. Lactobacillus lebih umum digunakan sebagai probiotik sebab
mudah didapat dan efektif dalam mencegah perlekatan bakteri patogen seperti
Escheria coli pada sel epitel.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek pemberian bakteri probiotik
Lactobacillus casei terhadap jumlah sel fibroblas gingiva tikus wistar jantan yang
dipapar lipopolisakarida. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi dalam hal penggunaan bakteri probiotik Lactobacillus casei sebagai suatu alternatif
penatalaksanaan dan pencegahan keparahan penyakit periodontal.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan
penelitian post test control group design. Jumlah sampel yang digunakan adalah 32
ekor tikus wistar jantan. Sampel tersebut mendapat 4 macam kelompok perlakuan.
Kelompok I (8 ekor) merupakan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.
Kelompok II (8 ekor) merupakan kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS
selama 5 hari dan tidak diberi suntikan bakteri probiotik. Kelompok III (8 ekor)
merupakan kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS dan serta diberikan suntikan
bakteri probiotik bersama-sama mulai awal selama 5 hari. Sedangkan kelompok IV (8
ekor) merupakan kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS selama 5 hari
kemudian dilanjutkan dengan suntikan bakteri probiotik selama 5 hari berikutnya.
Data hasil penelitian dianalisis dengan uji parametrik one way ANOVA dan
dilanjutkan uji beda Tukey HSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri
probiotik L. casei dapat meningkatkan jumlah sel fibroblas gingiva tikus wistar jantan
yang dipapar LPS pada taraf uji 95%. Jumlah sel fibroblas pada perlakuan pemberian
LPS dan L. casei secara bersamaan selama 5 hari didapatkan lebih tinggi daripada
perlakuan pemberian LPS selama 5 hari dilanjutkan L. casei 5 hari berikutnya pada
taraf uji 95%.
Kesimpulannya terdapat efek pemberian bakteri probiotik L. casei, yaitu dapat
meningkatkan jumlah sel fibroblas yang dipapar LPS. Pemberian bakteri probiotik
bersamaan dengan induksi LPS selama 5 hari lebih efektif daripada kelompok
perlakuan yang diberi induksi LPS selama 5 hari kemudian dilanjutkan dengan
suntikan bakteri probiotik selama 5 hari berikutnya. | en_US |