dc.description.abstract | Pengaruh Latihan Menggambar dengan Teknik Mozaik terhadap
Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita di SLB-C TPA Kabupaten
Jember; Dian Diningrum Tri Purna, 112310101004; 2015; 142 halaman; Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai tingkat intelektual
dibawah rata-rata dibandingkan dengan anak normal. Angka kejadian tunagrahita
didunia berkisar antara 1 sampai 3% dari jumlah populasi. Jumlah anak
tunagrahita di Indonesia cukup tinggi, populasi anak tunagrahita menempati angka
paling besar dibanding jumlah anak dengan kecacatan lainnya. Jumlah anak
tunagrahita di Jember tahun pelajaran 2013/2014 yang bersekolah di SLB
sebanyak 297 siswa. Anak tunagrahita mengalami keterlambatan perkembangan,
salah satunya yaitu motorik. Kemampuan motorik dibagi menjadi dua, yaitu
motorik kasar dan motorik halus. Permasalahan pada anak tunagrahita adalah
anak mengalami gangguan pada kemampuan motorik halusnya, seperti anak
belum mampu untuk menulis atau memegang pensil. Upaya untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus anak tunagrahita yaitu dengan memberikan latihan
menggambar dengan teknik mozaik. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis pengaruh latihan menggambar dengan teknik mozaik terhadap
kemampuan motorik halus anak tunagrahita di SLB-C TPA Kabupaten Jember.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
randomized control group pretest-posttest design. Teknik sampling yang
digunakan pada penelitian ini yaitu total sampling dengan jumlah sampel pada
kelompok intervensi sebanyak 12 anak dan kelompok kontrol sebanyak 12 anak.
Penelitian dilakukan di SLB-C TPA Kabupaten Jember untuk kelompok
intervensi dan kelompok kontrol di SLB-C Patrang Jember dengan menggunakan
lembar observasi. Data yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder. Uji
hipotesis menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test dan Man Whitney U-Test.
x
Hasil Penelitian menunjukkan jenis kelamin anak tunagrahita pada
kelompok intervensi seimbang, yaitu perempuan berjumlah 6 orang (50%) dan
laki-laki berjumlah 6 orang (50%), rata-rata umur anak adalah 13,58 tahun, dan
rata-rata lama sekolah anak adalah 3,75 tahun. Jenis kelamin anak tunagrahita
pada kelompok kontrol paling banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 7 orang
(58%), rata-rata umur anak adalah 13,33 tahun, dan rata-rata lama sekolah anak
adalah 3,33 tahun. Kemampuan motorik halus anak tunagrahita sebelum
dilakukan intervensi latihan menggambar dengan teknik mozaik, sebagian besar
dalam kategorik kurang sebanyak 6 orang (50%). Kemampuan motorik halus anak
tunagrahita pada kelompok kontrol pada saat pretest, sebagian besar dalam
kategori cukup sebanyak 5 orang (41,7%). Setelah dilakukan latihan menggambar
dengan teknik mozaik, kemampuan motorik halus anak tunagrahita pada
kelompok intervensi mengalami peningkatan dengan hasil dalam kategori baik,
yaitu sebanyak 4 orang (33,3%), kategori cukup sebanyak 5 orang, dan dalam
kategori kurang sebanyak 3 orang (25%). Kemampuan motorik halus anak
tunagrahita pada kelompok kontrol saat posttest mengalami peningkatan dalam
kategori baik, yaitu 4 orang (33,3%).
Hasil pengolahan data dengan wilcoxon sign rank test pada kelompok
intervensi didapatkan p value (0,025) < α (0,05). Hasil uji wilcoxon sign rank test
pada kelompok kontrol didapatkan p value (0,157) > α (0,05). Uji beda
kemampuan motorik halus anak tunagrahita antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol dengan menggunakan mann whitney u test didapatkan hasil p
value (0,023) < α (0,05). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada pengaruh latihan
menggambar dengan teknik mozaik terhadap kemampuan motorik halus anak
tunagrahita di SLB-C TPA Kabupaten Jember. Latihan menggambar dengan
teknik mozaik merupakan pembelajaran yang menarik dan melatih koordinasi
mata dan tangan sehingga dapat juga bermanfaat bagi anak dengan gangguan
motorik. Kegiatan yang menstimulus motorik halus dapat dimasukkan dalam
pembelajaran rutin disekolah sehingga motorik halus anak semakin terasah. | en_US |