dc.description.abstract | Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Sumber air yang digunakan manusia bisa berasal dari air tanah dan air permukaan. Salah satu sumber air yang digunakan oleh manusia adalah air sumur gali dimana air sumur gali adalah termasuk air tanah. Kualitas air bersih harus diperhatikan oleh manusia. Terdapat beberapa parameter kualitas air, beberapa diantaranya adalah Konduktivitas TDS, TSS dan kadar besi dalam air. Air yang mengandung banyak besi menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat-alat lainnya. Besi dalam air bisa berupa ion-ion atau endapan. Konduktivitas, TDS dan TSS diduga memiliki hubungan dengan kadar besi di dalam air. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara konduktivitas dengan kadar Fe2+ dan Fe total pada air sumur gali, mengetahui hubungan antara TDS dengan kadar Fe2+ dan Fe total pada air sumur gali dan mengetahui hubungan antara TSS dengan kadar Fe2+ dan Fe total pada air sumur gali.
Sampel diambil dari 3 lokasi yang berbeda yaitu daerah yang kemungkinan air sumurnya mempunyai kadar besi berbeda. Setiap lokasi ditentukan 3 titik sumur gali yang berjarak minimal ± 5 meter masing-masing sumur gali. Untuk mempersempit cakupan wilayah maka ditentukan 3 lokasi yang diduga memiliki pH asam, basa dan netral sehingga didapatkan lokasi pengambilan di daerah Sumbersari, Puger dan Kencong. Setelah didapatkan sampel maka dilakukan penentuan Konduktivitas, TDS, TSS dan kadar Fe2+ serta Fe Total. Kadar Fe2+ dan Fe total dapat dihitung mengunakan persamaan dari kurva kalibrasi y = mx + c. Hubungan antara konduktivitas, TDS, dan TSS dengan kadar Fe (II) dan Fe total dapat diketahui dengan cara dibuat grafik perbandingan antara masing masing parameter dengan Fe
vii
(II) dan Fe total dan Dilakukan perhitungan koefisien korelasi antara parameter dengan kadar besi.
Hasil dari penelitian ini diperoleh kadar Fe2+ di daerah Sumbersari, Puger dan Kencong berturut-turut adalah 0,358 ppm, 0,377 ppm dan 0,493 ppm, kadar Fe Total adalah 0,615 ppm, 0,514 ppm dan 0,701 ppm. Dari ketiga lokasi sumur gali semuanya memiliki kadar besi diatas ambang batas kualitas air minum yaitu menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990, kadar maximum besi yang diperbolehkan yaitu 0,3 mg/L. Namun dari ketiga lokasi tersebut masih memenuhi syarat kualitas air bersih karena menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990, kadar maximum besi yang diperbolehkan yaitu 1,0 mg/L untuk kualitas air bersih.
Nilai Konduktivitas di daerah Sumbersari, Puger dan Kencong berturut-turut adalah 288,50 μS/cm, 529,20 μS/cm dan 561,40 μS/cm, dari semua sumur gali tersebut masih memenuhi syarat Kepmenkes No. 907/2002 menetapkan batas maksimum conductivity 125 mS/m. Nilai TDS di daerah Sumbersari, Puger dan Kencong berturut-turut adalah 184,90 mg/L, 371,30 mg/L dan 391,30 mg/L, menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990, kadar maximum TDS yang diperbolehkan yaitu 1.000 mg/L. Jadi, dari semua sampel tersebut masih memenuhi batas persyaratan kualitas air bersih. Nilai TSS di daerah Sumbersari, Puger dan Kencong berturut-turut adalah 42,50 mg/L, 59,39 mg/L dan 66,50 mg/L, nilai TSS dari semua lokasi sumur gali masih dibawah ambang batas menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 03 Tahun 2010 Tanggal : 18 Januari 2010 yaitu 150 mg/L. Berdasarkan data yang diperoleh dan perhitungan koefisien korelasi dapat diketahui jika semakin besar kadar Fe2+ maka semakin besar nilai konduktivitas , TDS dan TSS, sedangkan kadar Fe total sangat kecil pengaruhnya terhadap nilai konduktivitas, TDS dan TSS. | en_US |