Show simple item record

dc.contributor.advisorMisto
dc.contributor.advisorArkundato, Artoto
dc.contributor.authorNurviana, Ulin
dc.date.accessioned2015-12-01T05:24:02Z
dc.date.available2015-12-01T05:24:02Z
dc.date.issued2015-12-01
dc.identifier.nim101810201019
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65419
dc.description.abstractMinyak zaitun telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dan memiliki banyak manfaat terutama dalam bidang kesehatan. Minyak zaitun mengandung asam lemak tak jenuh tunggal dan omega-9, sehingga tidak mengherankan jika minyak zaitun dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan penyakit jantung dan kanker. Minyak zaitun di pasaran terdiri dari tiga jenis yaitu Extra Virgin Oil, Virgin Olive Oil, dan Refined Olive Oil. Secara umum masyarakat mengidentifikasi kemurnian dari tiga jenis minyak zaitun tersebut dari warna dan harga. Extra Virgin Olive Oil adalah minyak zaitun murni yang merupakan hasil perasan pertama, dengan warnanya kehijauan karena belum mengalami pemanasan. Sedangkan untuk jenis Virgin Olive Oil warnanya sedikit kekuningan, dan Refined Olive Oil warnanya tampak lebih putih, karena telah mengalami pemanasan beberapa kali. Pemanasan pada minyak zaitun menyebabkan perubahan asam lemak. Perubahan asam lemak inilah yang berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi. Mengingat begitu pentingnya minyak zaitun dalam kehidupan, maka penting untuk mengetahui kemurnian minyak zaitun berdasarkan nilai koefisien Kerr ketika minyak dipanaskan, sehingga dalam hal ini dilakukan penelitian secara fisika untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suhu terhadap nilai koefisien Kerr yang diperoleh minyak zaitun. Dalam penelitian ini minyak zaitun dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 70℃ hingga penurunan pada suhu 30℃. Setelah dilakukan pengamatan penurunan suhu awal sebelum dikenai medan listrik, perlakuan kedua adalah setiap penurunan suhu dikenai medan listrik luar, sehingga dalam hal ini akan terjadi perubahan indeks bias viii pada medium tersebut. Semakin besar medan listrik yang diberikan pada bahan, maka jumlah frinji pada layar akan semakin berkurang. Dari jumlah frinji tersebut dapat diketahui nilai koefisien Kerr 𝑅𝑘 . Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukkan perbedaan nilai koefisien Kerr dan perbedaan pengaruh suhu pada masing-masing minyak. Minyak zaitun Extra Virgin Olive Oil pada suhu 50℃ memiliki nilai Koefisien Kerr yang yaitu (1,300±0,026), dengan batas pengaruh suhu 50℃. Sedangkan Virgin Olive Oil memiliki nilai Koefisien Kerr yang lebih besar daripada Extra Virgin Olive Oil yaitu (1,347±0,030) dengan batas pengaruh suhu 60℃, dan Refined Olive Oil memiliki nilai Koefisien paling besar yaitu (1,356±0,048), dan berpengaruh pada setiap kenaikan suhu. Perbedaan warna pada masing-masing minyak menyebabkan nilai Kerr yang dihasilkanpun berbeda. Perbedaan warna tersebut disebabkan karena pemanasan yang dilakukan pada minyak. Minyak Zaitun Refined Olive Oil berwana keputihan karena telah mengalami pemanasan secara berulang dalam proses pembuatannya, sedangkan Extra Virgin Olive Oil berwarna kehijauan karena merupakan minyak perasan pertama dan secara umum dinyatakan murni, sehingga dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien Kerr yang kecil menunjukkan tingkat kemurnian yang tinggi, sedangkan nilai Koefisien Kerr yang besar menunjukkan tingkat kemurnian yang rendah. Uji statistik yang dilakukan pada hasil nilai koefisien Kerr yang diperoleh menunjukkan bahwa T hitung lebih besar dari pada T tabel dengan korelasi 0, 882. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa suhu mempengaruhi nilai Kerr, di mana semakin tinggi suhu maka nilai Kerr yang dihasilkan semakin naik.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectNILAI KOEFISIEN KERRen_US
dc.subjectINTERFEROMETER MICHELSONen_US
dc.titlePENENTUAN NILAI KOEFISIEN KERR MINYAK ZAITUN DENGAN VARIASI SUHU MENGGUNAKAN INTERFEROMETER MICHELSONen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record