dc.description.abstract | Masyarakat di wilayah Kampung Rambaan memiliki tingkat insiden penyakit jaringan
penyangga gigi dan penyakit karies gigi yang cukup tinggi. Rendahnya tingkat pendidikan mendukung kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Hal ini didukung pula oleh tingkat sosial ekonomi yang rendah dimana 75% dari jumlah penduduknya adalah buruh tani. Latar belakang ini menyebabkan kurangnya kemauan untuk melakukan perawatan penyakit gigi dan mulut baik di puskesmas maupun instansi kesehatan yang lain. Insiden penyakit gigi yang tinggi pada masyarakat di wilayah Rambaan belum tertangani secara optimal. Upaya promotif dan preventif merupakan upaya paling efektif untuk mengatasi tingginya insiden penyakit gigi dan mulut. Namun di sisi lain, jumlah sumberdaya manusia (SDM) kesehatan belum memadai, rasio tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk masih rendah. Sedangkan, upaya kesehatan berbasis masyarakat belum didayagunakan sebagaimana mestinya.
Upaya yang harus dilakukan bagi pencegahan penyakit gigi dan mulut adalah
rekrutmen SDM yang berbasis di masyarakat, yaitu kader. Tim pengusul membentuk kader kesehatan gigi dan mulut dengan melibatkan kader Posyandu dan kader PKK yang merupakan ujung tombak bagi kesehatan masyarakat. Kepada para kader ini, diberikan penyuluhan dan pelatihan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, sehingga nantinya dapat disosialisasikan kepada masyarakat. Selain itu, para kader juga dibekali modul pelatihan dan dental kit serta poster yang dapat digunakan dalam penyuluhan kepada masyarakat. Kegiatan penyuluhan bagi kader Posyandu diikuti oleh 60 orang dari seluruh wilayah Kelurahan Jenber Lor, sedangkan kegiatan penyuluhan bagi kader PKK diikuti oleh 85 orang. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan upaya masyarakat untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut secara optimal. | en_US |