dc.description.abstract | Latar belakang penelitian ini adalah kaum perempuan Indonesia pada masa kolonial Belanda belum sepenuhnya dapat mengenyam pendidikan yang layak. Pemerintah kolonial membatasi pendidikan bagi kaum perempuan. Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial mengenai pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah mengatur bahwa pendidikan hanya diberikan untuk kalangan elit dan dikhususkan untuk kaum laki-laki. Fasilitas pendidikan yang diberikan oleh Belanda kepada kaum bumiputera sangat terbatas. Secara umum, sistem pendidikan khususnya sistem persekolahan didasarkan kepada golongan penduduk menurut keturunan atau lapisan (kelas) sosial yang ada dan menurut golongan kebangsaan yang berlaku waktu itu. Selain itu, kaum perempuan di Indonesia juga mendapatkan kekangan adat istiadat dan diskriminasi dari kaum laki-laki. Kaum perempuan selalu mendapat perlakuan yang sewenang-wenang dan selalu dinomor-duakan dalam segala hal. Kaum perempuan hanya segelintir saja yang memperoleh pendidikan yang sama dengan laki-laki. Sehingga hal ini berdampak pada pola pikir dan budaya yang berkembang terhadap pandangan mengenai posisi kaum perempuan. Kondisi demikian membuat penelitian ini menarik untuk dikaji karena kaum perempuan berjuang untuk mendapatkan hak pendidikannya dengan membentuk organisasi-organisasi perempuan yang bertujuan untuk memberi pendidikan bagi gadis-gadis pribumi untuk menjadi cerdas, terampil dan mandiri. Melalui organisasi tersebut, kaum perempuan bersatu untuk mendapatkan hak pendidikannya dan kesetaraan kedudukan perempuan dengan kaum laki-laki. | en_US |