dc.description.abstract | Seiring dengan mudahnya akses informasi yang didapat oleh remaja, semakin tinggi pula rasa keingintahuan remaja terkait dengan masalah-masalah seksualitas. Salah satu faktor eksternal yang banyak mempengaruhi pengambilan keputusan dan sikap seseorang adalah arus informasi yang menguat. Termasuk informasi yang datang melalui media, seperti televisi, majalah, internet, dan telepon seluler. Remaja juga merupakan salah satu kelompok yang mudah terpengaruh oleh arus informasi baik yang negatif maupun yang positif. Dampak informasi bersifat pornografi terhadap perilaku remaja adalah terjadinya peniruan yang memprihatinkan. Remaja menjadi semakin permisif terhadap perilaku seksual dan mengabaikan norma yang ada. Mahasiswa merupakan individu yang berada pada tahapan remaja akhir (usia 18-21 tahun). Dengan adanya dorongan seksual yang menggebu tersebut, dan jika tidak dapat mengendalikan nafsu dan dorongan seksualnya, maka masa ini sangat rentan bagi mereka untuk melakukan hubungan seksual pranikah. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan efek paparan pornografi dengan aktivitas seksual pranikah mahasiswa Universitas Jember.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah besaran sampel yang diambil adalah 300 responden mahasiswa S1 Universitas Jember dengan teknik accidental sampling. Variabel-variabel yang diteliti meliputi: waktu paparan pornografi, frekuensi paparan pornografi, paparan pornografi dari segi sumber dan segi isi, serta aktivitas seksual mahasiswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia pertama kali responden terpapar media pornografi adalah 17-20 tahun (94,5%). Sebesar 51,4% responden sudah lama terpapar konten pornografi (>=3 bulan) dengan frekuensi paparan pornografi adalah < 2 kali seminggu (47,7%). Responden terpapar pornografi sebagian besar melalui media handphone (78%). Media yang responden lihat sebagian besar adalah dalam bentuk film (54,1%). Sebanyak 62,4% responden juga mempunyai niat untuk melihat/menonton film, situs, dan bacaan porno. Untuk aktivitas seksual, 52,3% responden pernah melakukan masturbasi/onani, lalu berciuman (61,5%), necking (34,9%), petting (17,4%), oral seks (11,9%), dan senggama (11%). Aktivitas senggama dilakukan dengan pacar (7,3%) dan teman (2,8%).
Informasi terkait dengan masalah seksualitas di lingkungan universitas sebaiknya harus ada dan lebih baik dilakukan oleh dosen di tiap-tiap fakultas. Dibutuhkan pelatihan bagi dosen terkait dengan kesehatan reproduksi remaja. Peer educator dari kalangan mahasiswa juga sangat dibutuhkan dalam lingkungan Universitas sebagai penguat dalam pencegahan aktivitas seksual pada mahasiswa.
Kata kunci: Seksualitas, pornografi, aktivitas seksual | en_US |