dc.description.abstract | Penyakit malaria sampai saat ini masih menjadi masalah yang utama dalam skala Internasional maupun Nasional. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa berdasarkan World malaria report tahun 2011, pada tahun 2010 kasus malaria di dunia mencapai 216 juta dan diperkirakan 655 ribu orang meninggal. Pada malaria berat terjadi overproduksi sitokin pro-inflamasi oleh sel-sel fagosit dan sel endotel yang teraktivasi. Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.) mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai terapi komplementer baru yang diharapkan dapat mencegah terjadinya komplikasi malaria yang berakibat fatal tersebut. Tujuan penelitian ini menguji aktivitas senyawa hasil fraksi ekstrak Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.) yang telah distandarisasi (FEBT) sebagai terapi komplementer bersama obat antimalaria standar yaitu Artemisin secara in vivo. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan menggunakan dua puluh lima ekor mencit Balb/C jantan yang terbagi dalam lima keompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kelompok perlakuan K-I, II, dan III stimulasi dengan masing-masing senyawa hasil fraksi ekstrak bangle terstandar (FEBT-h, FEBT-dcm, FEBT-m) selama 14 hari. Hasil uji Oneway ANOVA menunjukkan hasil p=0,01 (p<0,05). Dilanjutkan dengan uji LSD dan diperoleh bahwa yang paling signifikan dalam menurunkan derajat parasitemia adalah kelompok methanol (FEBT-m).
Kata kunci : Zingiber cassumunar Roxb, fraksinasi ekstrak, terapi komplementer, malaria | en_US |