Show simple item record

dc.contributor.authorERNO WIDAYANTO
dc.contributor.authorHERNU SUYOSO
dc.contributor.authorAHMAD HASANUDDIN
dc.date.accessioned2015-06-25T02:54:08Z
dc.date.available2015-06-25T02:54:08Z
dc.date.issued2015-06-25
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62736
dc.descriptionInfo lebih lanjut hub: Lembaga Penelitian Universitas Jember Jl. Kalimantan No.37 Telp. 0331-339385 Fax. 0331-337818 Jemberen_US
dc.description.abstractMenurut FAO, pada tahun 1997, diantara negara-negara penghasil kopi di dunia, luas panen kopi di Indonesia berada ditingkat keempat sesudah Brazil, Cote d' Ivoire dan Colombia. Walaupun demikian, produktivitas perkebunan kopi di Indonesia masih rendah dan berada di urutan ke -53 (yaitu 375 kg/ha) dari 80 negara penghasil kopi dunia. Produktivitas perkebunan kopi yang tertinggi adalah negara Martineque (2,5 ton/ha), kemudian disusun oleh China dan Vietnam, masing-masing 2, 0 dan 1,8 ton/ha.(Sumber :Departemen Pertanian 2003). Tidak berimbangnya antara luas perkebunan kopi di Indonesia dengan volume produksi yaitu pada urutan ke 53 dunia, hal ini disebabkan oleh perawatan perkebunan kopi menyangkut kemudahan akses dalam menyalurkan pupuk yang bisa menjangkau kesemua wilayah perkebunan. maka sebagai solusi atas permasalahan tersebut adalah tercipnya suatu jembatan yang murah yang bisa dikerjakan oleh masyarakat biasa, yaitu Pengembangan Teknologi Beton Precast Pada Jembatan Lengkung Dalam Rangka Peningkatan Kemudahan Akses Di Wilayah Perkebunan Kopi. Tujuan utama penelitian ini adalah meningkatkan akses transportasi perkebunan yang mampu menjangkau seluruh kawasan perkebunan dengan menciptakan model infrastruktur jembatan yang murah, kuat dan bisa diproduksi masal oleh seluruh masyarakat dikawasan daerah perkebunan kopi. Dibuat sampel berjumlah 15 biji dengan tujuan 5 perlakuan mutu beton, 3 model sambungan, 1 model benda uji monolit tanpa tulangan, 1 model benda uji monolit bertulang dan 3 sampel untuk masing-masing perlakuan. Model sambungan yang dibuat hanya terdiri atas 3 macam dan dicoba pula dengan balok lengkung utuh, serta balok lengkung bertulang. Balok lengkung bertulang ternyata mempunyai kekuatan 3x lipat dari balok tanpa bertulang dan balok lentur sambungan mempunyai kuat lentur 50% dari balok lengkung monolit tanpa tulangan. Mutu beton penyambung digunakan beton mutu tinggi dengan kuat tekan sekitar K600 mampu menahan sambungan, tetapi justru patahnya sambungan ada pada tepat lekatan antara sambungan mutu rendah dan mutu tinggi. KEYWORDS : Teknologi Beton Precast , Jembatan Lengkungen_US
dc.publisherFak. Teknik'14en_US
dc.relation.ispartofseriesHB;62
dc.subjectTeknologi Beton Precasten_US
dc.subjectJembatan Lengkungen_US
dc.titlePENGEMBANGAN TEKNOLOGI BETON PRECAST PADA JEMBATA LENGKUNG DALAM RANGKA PENINGKATAN KEMUDAHAN AKSES DI WILAYAH PERKEBUNAN KOPIen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record