Show simple item record

dc.contributor.authorYuliani Tri Lestari
dc.date.accessioned2013-12-08T06:28:06Z
dc.date.available2013-12-08T06:28:06Z
dc.date.issued2013-12-08
dc.identifier.nimNIM071810301007
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6257
dc.description.abstractPenggunaan energi listrik untuk keperluan industri maupun masyarakat sehari-hari semakin meningkat. Ini menyebabkan menipisnya cadangan minyak bumi dan krisis bahan bakar minyak sehingga muncul beberapa penggunaan energi alternatif sebagai usaha untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satunya yaitu adanya industri pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan batubara sebagai bahan baku pembakarannya. Akan tetapi penggunaan batubara ini menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan, yaitu pelepasan polutan gas seperti CO 2 , NO 2 , CO, SO 2 vii 2 , hidrokarbon dan abu yang relatif besar, ada dua jenis limbah abu yang dihasilkan dari proses pembakaran batubara, yaitu abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash). Limbah fly ash yang berasal dari pembakaran batubara merupakan masalah yang sering dihadapi oleh banyak industri yang menggunakan batubara sebagai bahan baku pembakarannya. Limbah fly ash berpotensi dimanfaatkan sebagai adsorben untuk penyerapan polutan pada gas buang proses pembakaran yang berpotensi untuk merusak lingkungan, salah satunya adalah gas nitrogen dioksida (NO ). Pada penelitian ini limbah fly ash akan digunakan sebagai adsorben untuk penentuan kadar gas NO 2 2 dengan menggunakan metode passive sampler. Pereaksi yang digunakan adalah natrium hidroksida (NaOH). Sedangkan reagen yang digunakan adalah reagen Griess Saltzman yang akan memberikan warna merah muda jika bereaksi dengan gas NO 2 , warna tersebut akan stabil dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan dua perlakuan yaitu, perlakuan pertama hanya adsorben saja yang terdapat pada alat passive sampler, sedangkan perlakuan kedua di dalam alat passive sampler terdapat adsorben dan pereaksi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kondisi optimum untuk fly ash tanpa penambahan NaOH diperoleh pada saat konsentrasi H viii 2 SO 2%, waktu aktivasi 120 menit, dan waktu penyerapan 5 menit. Sedangkan kondisi optimum untuk fly ash dengan penambahan NaOH diperoleh pada saat konsentrasi H 4 2 SO 1%, waktu aktivasi 60 menit, dan waktu penyerapan 5 menit. Kemampuan fly ash sebagai adsorben gas NO dapat dilihat dari konsentrasi gas NO22 yang terserap. Semakin bertambahnya konsentrasi maka semakin banyak molekul adsorbat dan adsorben yang saling berinteraksi dalam proses adsorpsi sehingga menyebabkan adsorpsi semakin meningkat. Selain itu juga dapat disebabkan karena permukaan adsorben mempunyai sejumlah tertentu situs aktif adsorpsi. Banyaknya situs aktif tersebut sebanding dengan luas permukaan adsorben dan masing-masing situs aktif hanya dapat mengadsorpsi satu molekul adsorbat. Pada keadaan dimana tempat adsorpsi belum jenuh dengan adsorbat maka kenaikan konsentrasi adsorbat akan dapat menaikkan jumlah zat yang teradsoprsi. Bila tempat adsorpsi sudah jenuh dengan adsorbat maka kenaikan konsentrasi adsorbat relatif tidak menaikkan jumlah zat yang teradsorbsi. Dalam penelitian ini jika konsentrasi adsorbat dinaikkan lagi maka kemungkinan besar jumlah zat yang teradsorpsi juga akan naik sampai pada titik tertentu dimana adsorben sudah tidak dapat mengadsorpsi lagi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa limbah abu terbang (fly ash) batubara dapat digunakan sebagai adsorben untuk pengukuran gas NO, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian ini dapat digunakan untuk keperluan monitoring udara sehingga dapat ditentukan langkah yang tepat untuk menanggulangi permasalahan pencemaran udara oleh gas NO2en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071810301007;
dc.subjectLIMBAH ABU TERBANG (FLY ASH) BATUBARAen_US
dc.titlePEMANFAATAN LIMBAH ABU TERBANG (FLY ASH) BATUBARA SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PENENTUAN KADAR GAS NOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record