dc.description.abstract | Latar Belakang: Pada kondisi hiperglikemia yang sudah kronis, perawatan ortodonsi seringkali menjadi kontraindikasi, oleh karena manifestasinya pada jaringan periodontal akan mempengaruhi keberhasilan perawatan. Aplikasi gaya ortodonsi akan menginduksi respon inflamasi. Sel-sel imun yang bermigrasi bersama dengan sejumlah sel osteoblas akan menghasilkan sitokin-sitokin proinflamasi, salah satunya yaitu TNF-α. Sitokin tersebut dapat mempengaruhi remodeling tulang alveolar dengan cara menstimulasi RANKL di osteoblas untuk menginduksi osteoklastogenesis. Osteoklastogenesis diperlukan untuk proses remodeling tulang alveolar yang bermanfaat untuk proses pergerakan gigi secara ortodonsi. Tujuan: mengetahui pengaruh aplikasi gaya ortodonsi yang berbeda terhadap ekspresi TNF-α di sel osteoblas tulang alveolar pada model tikus diabetes tahap awal 7 hari. Metode: 24 tikus wistar jantan dibagi menjadi 3 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. Induksi diabetes dilakukan dengan menyuntikkan Streptozotocin menggunakan dosis bertingkat (40, 35, 30, 25 dan 20 mg/KgBB) selama 5 hari berturut-turut. Selanjutnya tikus diinkubasi selama 7 hari. Tikus dengan diabetes ditandai dengan Kadar Glukosa Darah > 300 mg/dl. Setelah tikus positif diabetes, alat ortodonsi dipasang selama 7 hari.Kedua gigi insisif rahang atas dari setiap kelompok perlakuan dipasang alat ortodonsi dengan gaya yang berbeda, yaitu 10, 20 dan 30 grF. Kesimpulan: gaya ortodonsi berkorelasi positif dengan ekspresi TNF-α di osteoblas. Pemberian gaya ortodonsi yang paling kecil (10 grF) pada kelompok tikus diabetes tahap awal 7 hari dalam penelitian ini menyebabkan ekspresi TNF-α yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol negatif (tikus normal) yang diberi gaya 30 grF. Sehingga alat ortodonsi dengan gaya 10 grF pada tikus diabetes tahap awal 7 hari tidak dapat diaplikasikan.
Kata Kunci: TNF-α, Diabetes Mellitus, pergerakan gigi secara ortodonsi, remodeling | en_US |