dc.description.abstract | Gaya bahasa dapat digunakan untuk menilai pribadi, watak, dan
kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu. Komunikasi yang
dilakukan antarmahasiswa Fakultas Sastra Universitas Jember mengandung gaya
bahasa berupa majas. Pada saat melakukan komunikasi di luar kelas, mereka lebih
mempunyai kebebasan berbicara daripada di dalam kelas. Oleh karena itu,
kebebasan berbicara tersebut menimbulkan adanya gaya bahasa. Tuturan yang
mengandung gaya bahasa memiliki prinsip kerjasama dan sopan santun yang
dilakukan penutur dan mitra tutur. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan
mendeskripsikan 1) jenis gaya bahasa, 2) penggunaan gaya bahasa berdasarkan
prinsip kerjasama, dan 3) penggunaan gaya bahasa berdasarkan prinsip
kesopanan.
Data penelitian ini adalah tuturan gaya bahasa yang digunakan oleh
mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Jember yang didapatkan atau dijangkau
oleh peneliti pada saat mahasiswa mengadakan komunikasi di luar kelas. Metode
penyediaan data menggunakan metode simak dan metode cakap. Metode simak
dengan teknik sadap, teknik simak bebas libat cakap (SBLC), teknik rekam dan
catat. Metode cakap dengan teknik pancing, teknik lanjutan cakap semuka atau
wawancara dan teknik rekam. Dalam proses wawancara, juga digunakan metode
refleksif-introspektif. Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan,
teknik dasarnya yaitu Pilah Unsur Penentu (PUP). Penyajian hasil analisis secara
informal.
Penggunaan gaya bahasa dalam tuturan mahasiswa diperoleh tiga jenis
gaya bahasa yaitu: gaya bahasa perbandingan, pertentangan, dan pertautan. Gaya
bahasa perbandingan meliputi: a) majas personifikasi, b) majas metafora, c) majas
simile/perumpamaan, d) majas antisipasi, dan e) majas koreksio. Gaya bahasa
pertentagan meliputi: a) majas hiperbola, b) majas litotes, c) majas ironi, d) majas
sarkasme, dan e) majas paradoks. Gaya bahasa pertautan meliputi: a) majas epitet,
viii
b) majas eufimisme, dan c) majas asindenton. Tuturan yang mengandung gaya
bahasa banyak digunakan oleh mahasiswa yang mempunyai hubungan teman
dekat. Penggunaan gaya bahasa tersebut bertujuan untuk menyindir, memaki,
melucu atau bercanda, dan memberikan rasa kepedulian. Mahasiswa yang
mempunyai hubungan teman biasa hanya sedikit tuturannya yang mengandung
gaya bahasa karena pada hubungan teman biasa tuturan yang digunakan hanya
sebutuhnya saja atau hanya sekedar memberikan informasi.
Dalam penggunaan gaya bahasa pada tuturan mahasiswa berdasarkan
prinsip kerjasama terdapat penggunaan gaya bahasa yang sesuai dan yang
melanggar. Penggunaan gaya bahasa dalam tuturan mahasiswa yang sesuai
dengan prinsip kerjasama meliputi maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan
pelaksanaan. Penggunaan gaya bahasa yang melanggar prinsip kerjasama meliputi
maksim kuantitas, maksim kualitas, dan relevansi. Penggunaan gaya bahasa
berdasarkan prinsip kerjasama banyak yang melanggar yaitu pada maksim
kuantitas. Pelanggaran tersebut banyak terjadi pada hubungan teman dekat.
Pelanggaran maksim kuantitas yang dilakukan bertujuan untuk memperjelas
informasi, memberi efek lucu atau bercanda, mengejek, dan memberikan saran.
Penggunaan gaya bahasa dalam tuturan mahasiswa berdasarkan prinsip
kesopanan juga terdapat yang sesuai dan yang melanggar prinsip kerja sama.
Penggunaan gaya bahasa yang sesuai dengan prinsip kesopanan meliputi maksim
kedermawanan, maksim kerendahhatian, maksim kesepakatan, dan maksim
kesimpatian, sedangkan gaya bahasa yang melanggar prinsip kesopanan meliputi
maksim penghargaan/pujian, maksim kesepakatan, dan maksim kesimpatian.
Penggunaan gaya bahasa berdasarkan prinsip kesopanan banyak yang melanggar
yaitu pada maksim pujian. Pelanggaran tersebut banyak terjadi pada hubungan
teman dekat. Pelanggaran maksim pujian yang dilakukan karena bertujuan untuk
mengejek, memberikan efek lucu, dan untuk keakraban. | en_US |