Show simple item record

dc.contributor.authorRatih Delio Rakhmadian
dc.date.accessioned2015-04-08T13:42:22Z
dc.date.available2015-04-08T13:42:22Z
dc.date.issued2015-04-08
dc.identifier.nimNIM111610101040
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62240
dc.description.abstractPerawatan gigi geligi di bidang Ortodonti bertujuan untuk mendapatkan oklusi gigi geligi yang baik sehingga penampilan estetika wajah memuaskan. Penilaian terhadap estetika wajah yang memuaskan berbeda pada setiap individu dan dipengaruhi oleh ras serta berdasarkan pengalaman budaya yang berkembang di tempat individu tersebut berasal. Populasi Jawa dan Tionghoa sama-sama berasal dari ras Mongoloid, tetapi berasal dari sub ras yang berbeda. Setiap ras memiliki perbedaan fisik yang membedakan ras satu dengan yang lain. Perbedaan fisik tersebut terlihat pada kecembungan jaringan keras dan profil jaringan lunak wajah. Hubungan kecembungan jaringan keras dengan profil jaringan lunak wajah berperan penting sebagai penilaian estetika wajah secara keseluruhan. Hubungan kecembungan jaringan keras dengan profil jaringan lunak wajah dapat diketahui dengan cara mengukur derajat kecembungan jaringan keras dan jaringan lunak wajah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui hubungan derajat kecembungan jaringan keras dengan jaringan lunak wajah pada populasi Jawa dan Tionghoa. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2014. Sampel yang digunakan berjumlah 4 orang sampel Jawa dan 4 orang sampel Tionghoa yang dipilih berdasarkan kriteria sampel. Sampel Jawa dan Tionghoa yang memenuhi kriteria diminta untuk melakukan foto sefalometri. Hasil foto sefalometri yang didapatkan kemudian dilakukan tracing dan pengukuran. Pengukuran derajat kecembungan jaringan keras wajah menggunakan metode Downs, sedangkan untuk jaringan lunak wajah menggunakan metode Holdaway. vii Data yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan uji KolmogorovSmirnov kemudian uji Levene-test dan didapatkan hasil bahwa data terdistribusi normal dan homogen. Analis data dilanjutkan dengan uji parametrik Independent ttest dan korelasi Pearson. Pada uji parametrik Independent t-test didapatkan tingkat signifikansi dibawah 0,05 (p<0,05). Hal tersebut menandakan bahwa derajat kecembungan jaringan keras populasi Jawa berbeda dengan populasi Tionghoa dan derajat kecembungan jaringan lunak populasi Jawa berbeda dengan populasi Tionghoa. Populasi Jawa memiliki rata-rata derajat kecembungan jaringan keras sebesar 7,708° dan jaringan lunak sebesar 13,208°. Populasi Tionghoa memiliki ratarata derajat kecembungan jaringan keras sebesar 3,916° dan jaringan lunak sebesar 8,208°. Pada uji korelasi Pearson didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,006 untuk populasi Jawa dan sebesar 0,004 untuk populasi Tionghoa (p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara derajat kecembungan jaringan keras dengan jaringan lunak wajah pada populasi Jawa dan Tionghoa di FKG Universitas Jember.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries111610101040;
dc.subjectHUBUNGAN DERAJAT KECEMBUNGAN JARINGAN KERAS DENGAN JARINGAN LUNAK WAJAH PADA POPULASI JAWA DAN TIONGHOA DI FKG UNIVERSITAS JEMBERen_US
dc.titleHUBUNGAN DERAJAT KECEMBUNGAN JARINGAN KERAS DENGAN JARINGAN LUNAK WAJAH PADA POPULASI JAWA DAN TIONGHOA DI FKG UNIVERSITAS JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record