dc.description.abstract | Basis gigi tiruan adalah bagian dari gigi tiruan yang bersandar pada jaringan
pendukung dan tempat anasir gigi tiruan dilekatkan. Daya tahan dan sifat-sifat dari
suatu basis gigi tiruan sangat dipengaruhi oleh bahan basis gigi tiruan tersebut. Basis
gigi tiruan dapat dibuat dari logam atau campuran logam, tetapi kebanyakan basis
gigi tiruan dibuat menggunakan polimer seperti resin akrilik. Bahan ini dipakai
karena memiliki sifat tidak toksik, tidak iritasi, tidak larut dalam cairan mulut, estetik
yang baik, mudah dimanipulasi, mudah diperbaiki dan perubahan dimensinya kecil.
Namun seiring berkembangnya ilmu bahan dan kedokteran gigi muncul berbagai
pilihan material basis gigi tiruan yaitu nilon termoplastik. Saat ini nilon termoplastik
menjadi salah satu alternatif yang digunakan untuk membuat basis gigi tiruan karena
sifatnya yang lebih unggul daripada resin akrilik. Sifat-sifat yang dimiliki nilon
termoplastik yaitu biokampatibilitas, estetik lebih baik, ringan, lebih tipis
dibandingkan bahan akrilik dan fleksibel yang memungkinkan penyesuaian dalam
mulut dan tetap pada posisinya saat terjadi pengunyahan keras sehingga mengurangi
fraktur yang terjadi pada basis gigi tiruan. Saat proses pengunyahan, basis gigi tiruan
berkontak dengan saliva yang berada dalam rongga mulut. Pada basis gigi tiruan jenis
akrilik dapat mengabsorbsi protein saliva secara selektif sehingga terbentuk acquired
denture pellicle (ADP) yang memudahkan mikroorganisme melekat pada reseptor
protein saliva. Kumpulan mikroorganisme ini akan terus meningkat secara bertahap
membentuk koloni dan disebut plak gigi tiruan (denture plaque). Salah satu cara
untuk membersihkan denture plaque adalah dengan pembersihan mekanis maupun
kimiawi. Pembersihan secara kimiawi yaitu merendam gigi tiruan dalam denture
cleanser yang mengandung larutan desinfektan. Berbagai bentuk denture cleanser
yang beredar antara lain mengandung chlorhexidine dan sodium hipoklorit. Namun
proses perendaman basis gigi tiruan dalam denture cleanser dapat mempengaruhi
sifat fisik bahan. Pemilihan pembersih gigi tiruan harus mempertimbangkan hal-hal
yang dapat menghindari dan meminimalkan perubahan sifat fisik bahan salah satunya
kekuatan transversa.
Perendaman bahan dalam larutan dapat menyebabkan terjadinya penyerapan
larutan secara difusi. Difusi diduga terjadi diantara makromolekul yang menyebabkan
makromolekul yang satu dengan yang lain terpisah sehingga kekuatannya menurun.
Semakin lama masa perendaman maka akan semakin banyak larutan yang dapat
berpenetrasi ke ruang mikroporositas suatu bahan. Molekul akan menembus dan
menempati posisi diantara rantai polimetilmetakrilat pada resin akrilik heat-cured
maupun rantai poliamida pada nilon termoplastik sehingga rantai dipaksa memisah.
Proses penyerapan yang terjadi pada lempeng resin akrilik heat-cured dan nilon
termoplastik menyebabkan H
+
asam hipoklorit berdifusi dan berikatan dengan ikatan
ganda C, sehingga terjadi oksidasi. Penetrasi asam ke dalam resin akan mengganggu
ikatan polimer dan menyebabkan sifat fisik bahan menjadi semakin lemah.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratoris
dengan rancangan penelitian the only post-test control group design. Sampel
berjumlah 60 lempeng dengan ukuran 32,5x5x1,25 mm yang terdiri dari 30 lempeng
akrilik heat-cured dan 30 lempeng nilon termoplastik. Masing-masing lempeng dari
kedua bahan dibagi dalam 6 kelompok yang terdiri dari 5 lempeng. Kelompok 1
direndam dalam akuades steril selama 3 hari, kelompok 2 direndam dalam akuades
steril selama 14 hari, kelompok 3 direndam dalam akuades steril selama 30 hari,
kelompok 4 direndam dalam sodium hipoklorit 0,5 % selama 3 hari, kelompok 5
direndam dalam sodium hipoklorit 0,5 % selama 14 hari, dan kelompok 6 direndam
dalam sodium hipoklorit 0,5 % 30 hari. Setelah dilakukan perendaman kemudian
dilakukan pengujian kekuatan transversa dengan menggunakan alat Universal Testing
Machine 30 KN model TM 113 dengan memberikan beban pada tengah spesimen
yang diletakkan diantara penyangga berjarak 50 mm pada kecepatan cross head 5
mm/menit dan dinyatakan dalam satuan N/mm
2
. Berdasarkan kekuatan yang
mematahkan sampel dari tiap kelompok selanjutnya dicatat dan dihitung kekuatan
transversa dengan menggunakan rumus Reitz.
Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas diketahui bahwa data
berdistribusi normal dan homogen sehingga dapat dilakukan uji parametrik. Dari uji
parametrik Two Way Annova didapatkan hasil p = 0,009 dan 0,032 (p<0,05), maka
dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna. Untuk mengetahui lebih lanjut
letak perbedaan bermakna pada masing-masing kelompok maka dilanjutkan dengan
uji beda lanjutan menggunakan Tukey-HSD Test. Berdasarkan hasil Tukey-HSD Test
terlihat jika p<0,05 berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara resin akrilik
heat-cured dengan nilon termoplastik yang direndam dalam akuades steril dan
sodium hipoklorit 0,5 %.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan nilai kekuatan transversa resin basis gigi tiruan resin akrilik heat-cured
dengan nilon termoplastik dalam rendaman sodium hipoklorit 0,5 % sebagai denture
cleanser. | en_US |