Show simple item record

dc.contributor.authorNurul Fatkhiyah
dc.date.accessioned2013-12-08T05:11:45Z
dc.date.available2013-12-08T05:11:45Z
dc.date.issued2013-12-08
dc.identifier.nimNIM071810301083
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6208
dc.description.abstractMinuman sirup yang beredar di lingkungan sekolah, menjadikan wali murid resah. 18 propinsi pada tahun 2008 di Indonesia, 10,45 % mengandung rhodamin B, methanil yellow dan amaranth. Pewarna sintetik apabila digunakan secara berlebihan dapat menyebabkan toksitas pada tubuh penggunanya, pada anak-anak dapat berisiko hiperaktif, mual, asma, pusing, pingsan bahkan kanker. Melihat hal tersebut, pemerintah berupaya untuk mengatasinya dengan diberlakukan undangundang dan penerjunan BPOM untuk menganalisa dan menguji minuman yang ada di pasaran. Pewarna dapat dianalisa secara kualitatif maupun kuantitatif, secara kuantitatif pada umumnya menggunakan metode spektrofotometri visible dan testtrip. Namun karena kurangnya efisiensi analisa dan sesuai perkembangan teknologi, telah ditemukan analisa dengan metode object recognition dengan memanfaatkan kamera sebagai detektor. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk menguji kemampuan kamera sebagai detektor untuk analisa sampel. Metode object recognition prinsipnya mirip dengan spektrofotomeri reflektan. Pada spektrofotometri reflektan, benda apabila terkena cahaya memiliki kemampuan untuk menyerap, meneruskan, menghamburkan atau memantulkan cahaya. Kamera sebagai detektor akan menangkap cahaya yang tidak diserap oleh suatu benda yang disimpan dalam memory, hasil foto kemudian dikonversikan ke dalam digital yaitu dalam bentuk angka mulai dari 0-255. Bernilai 0 jika cahaya yang ditangkap kamera adalah gelap (hitam) dan 255 jika cahaya terang (putih). Larutan uji yaitu berupa sirup yang memiliki komposisi gula, asam sitrat dan pewarna. Pertama, penyiapan larutan asam sitrat, larutan gula dan larutan pewarna (dalam beberapa konsentrasi), kemudian pembuatan sirup yaitu dengan cara memanaskan 80 ml larutan gula dalam wadah tertutup dan dalam suhu 60C (suhu hangat) selama 2 menit, kemudian ditambahkan 10 ml larutan asam sitrat kemudian dihomogenkan setelah itu dipanaskan kembali selama 2 menit dengan suhu 60oC. Setelah 2 menit ditambahkan larutan pewarna sebanyak 20 ml dan setelah itu dihomogenkan, kemudian dipanaskan kembali selama 1 menit pada suhu 60oC, pengambilan objek dilakukan setelah sirup dingin. Pengambilan gambar dilakukan dalam dua metode, yaitu reflektansi dengan sudut pengambilan objek terhadap suber cahaya 90o dan transmitansi dengan sudut pengambilan objek terhadap suber cahaya 180o. Foto yang telah diperoleh kemudian dikonversikan menggunakan software Matrik, yaitu berupa nilai digital yang kemudian dianalisa secara metematis, sehingga mendapatkan nilai absorbans. Nilai absorbans kemudian diplotkan dengan konsentrasi, sehingga diperoleh nilai regresi. Analisa yang dilakukan peneliti yaitu pada konsentrasi 0,02 g/ml; 0,04 g/ml; 0,06 g/ml dan 0,08 g/ml. Pada sirup yang menggunakan pewarna hijau yang secara reflektansi gambar yang dikonversikan berupa gambar penuh dan gambar yang telah dicropping, pada konversi gambar penuh maupun setelah dicropping, diperoleh hasil yang sama yaitu grafik yang diperoleh menunjukkan bahwa absorbans merah memiliki nilai absorbans paling tinggi dibandingkan absorbans biru, sementara absorbans hijau memiliki nilai paling rendah. Absorbans merah menunjukkan bahwa pada sirup yang berwarna hijau memiliki kemampuan untuk menyerap cahaya merah dan absorbans hijau menjukkan bahwa pada sirup memiliki kemampuan untuk memantulkan cahaya hijau. Sehingga absorbans merah memiliki nilai yang paling tinggi. Pada sirup yang menggunakan pewarna kuning, grafik yang diperoleh menunjukkan bahwa absorbans biru memiliki nilai paling tinggi dibandingkan absorbans hijau, absorbans merah. Absorbans biru menunjukkan bahwa pada sirup yang berwarna kuning memiliki kemampuan untuk menyerap cahaya biru dan absorbans hijau dan merah menjukkan bahwa pada sirup memiliki kemampuan untuk memantulkan cahaya hijau dan merah. Pada metode RGB, warna kuning merupakan warna sekunder dari warna hijau dan merah. Sehingga absorbans biru memiliki nilai yang paling tinggi. Konversi gambar secara penuh dan setelah dicropping diperoleh hasil yang sama, yang membedakan adalah besarnya nilai absorbans. Nilai absorbans pada gambar cropping bagian atas, memiliki nilai yang paling besar dibandingkan gambar yang dicropping pada bagian tengah maupun bawah. Nilai absorbans memilikien_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071810301083;
dc.subjectANALISA PEWARNA PADA MINUMANen_US
dc.titleANALISA PEWARNA PADA MINUMAN DENGAN MENGGUNAKAN KAMERA DIGITALen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record