Show simple item record

dc.contributor.authorAulia Royyani Elya
dc.date.accessioned2015-03-27T12:04:46Z
dc.date.available2015-03-27T12:04:46Z
dc.date.issued2015-03-27
dc.identifier.nimNIM102310101091
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62054
dc.description.abstractPasien yang masuk rumah sakit sering mengalami kecemasan dari tingkat ringan sampai berat. Pasien sering bertanya tidak tahu tempat pelayanan dan prosedur tindakan yang akan dilaksanakan, sebaliknya pasien yang mendapat penjelasan menunjukkan respon yang positif. Penyebab dari kecemasan diperkirakan karena perawat belum melaksanakan tugasnya secara optimal. Perasaan cemas seringkali berhubungan dengan kekurangan informasi tentang prosedur tindakan pengobatan dan perawatan, ketidaktahuan aturan dan kebijakan Rumah Sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian informasi tindakan invasif dengan tingkat kecemasan pasien rawat inap di RSU Dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode observational analitik dan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini sebanyak 126 responden dengan sampel yang terdiri dari 63 responden. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah consecuitive sampling. Penelitian dilakukan di ruang rawat inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso, menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data, sehingga data yang diperoleh adalah data primer. Uji validitas dan reliabilitas menggunakan Pearson Product Moment dan uji Alpha Cronbach. Hubungan pemberian informasi sebelum dilakukan tindakan invasif dengan tingkat kecemasan pasien rawat inap di RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso, dianalisis dengan uji spearman dan didapatkan nilai p=0,074 > α=0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara ix hubungan pemberian informasi sebelum dilakukan tindakan invasif dengan tingkat kecemasan pasien rawat inap. Penelitian ini di harapkan dapat memberi masukan kepada rumah sakit untuk tetap memperhatikan tugas perawat dalam menjalankan fungsi dan perannya secara holistik sehingga respon kecemasan pasien dapat ditangani. Misalnya isi dari informed consent yang diberikan kepada pasien tidak hanya menjelaskan manfaat dan tujuan saja namun dapat juga ditambahkan mengenai hasil yang diharapkan dari tindakan, perlengkapan yang dibutuhkan, lamanya prosedur, sensasi yang terjadi selama prosedur dan cara perawatan alat setelah terpasang. Dan tetap memperhatikan komunikasi terapuetik perawat kepada pasien seperti tidak hanya menggunakan bahasa verbal namun jugan menggunakan bahasa non verbal yang baik ketika berkomunikasi dengan pasien. Selain itu melihat dari angka kecemasan pasien yang banyak berada pada tingkat sedang dan berat maka dibutuhkan untuk perawat jiwa untuk membantu menangani dan menurunkan kecemasan pasien.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries102310101091;
dc.subjectanxiety, Information, invasive procedure.en_US
dc.titleHUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI SEBELUM DILAKUKAN TINDAKAN INVASIF DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU dr. H. KOESNADI KABUPATEN BONDOWOSOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record