dc.description.abstract | Di tengah krisisnya minyak dunia, teknologi transportasi semakin berkembang
menuju penggunaan energi yang ramah lingkungan seperti mobil listrik. Secara
umum mobil listrik menggunakan motor jenis brushless direct current (BLDC) yang
memerlukan hall sensor sebagai sensor pendeteksi posisi motor untuk melakukan
proses pengendalian kecepatan motor. Pengendalian motor pada mobil listrik
umumnya menggunakan six step commutation. Penggunaan hall sensor ini seringkali
menjadi masalah dalam proses commutation karena rusak dan perlu usaha lebih
dalam menggantinya dengan hall sensor yang baru karena letaknya di dalam motor.
Oleh karena itu rangkaian back-emf zero crossing dipakai menggantikan hall sensor
untuk meminimalkan kekurangan penggunaan hall sensor. Proses pengendalian
motor BLDC ini menggunakan metode yang sama yaitu six step commutation yang
diprogram menggunakan mikrokontroler serta menggunakan inverter dengan parallel
mosfet serta untuk kendali kecepatan motor menggunakan PWM analog. Dari
penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa dengan parameter yang sama range
kecepatan menggunakan back-emf zero crossing lebih rendah dari pada hall sensor
yaitu dari 41.5 rmp s/d 113.1 rpm, sedangkan pada hall sensor 28.4 rpm s/d 119.4
rpm. Sehingga penggunaan hall sensor masih dianggap lebih baik dari pada
penggunaan back-emf zero crossing dalam segi kecepatan. Oleh karena back-emf zero
crossing lebih mudah pemeliharaannya, perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang
back-emf zero crossing untuk memaksimalkan kecepatan motor. | en_US |