DESAIN ALAT UKUR RESISTIVITAS TANAH SAWAH BERBASIS ATMEGA16
Abstract
Desain Alat Ukur Resistivitas Tanah Sawah Berbasis ATmega 16; Kurnia
Chandra Dewanto; 111903102017, 2014; 41 halaman; Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Jember.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat memberikan banyak manfaat bagi
masyarakat yang salah satunya pemanfaatan alat-alat elektronika dalam bidang
pertanian. Kualitas tanah yang digunakan berpengaruh terhadap kecocokkan tanaman
padi yang akan ditanam di lahan pertanian tersebut. Kualitas tanah dapat dilihat
melalui sifat fisik tanah yang salah satunya resistivitas.
Pelaksanaan pengambilan data resistivitas tanah dilakukan dengan metode
Wenner, pada percobaan pertama diuji perbandingan nilai rata-rata resistivitas alat
dengan nilai resistivitas pada tabel 2.1. Pengambilan ini dilakukan terhadap tanah
rawa (swampy) dan tanah gambut (peat) sebagai uji kelayakan alat yang dibuat.
Pengambilan data yang kedua dialakukan pada tanah sawah, tanah pupuk
kandang, dan tanah pupuk kompos. Pengujian pada tanah sawah dilakukan di sawah
yang bertempat di Talangsari Kabupaten Jember sedangkan pada kedua tanah lainnya
dilakukan secara sampel. Dalam pelaksanaannya dilakukan 5x pengukuran dan
diambil nilai rata-ratanya.
Pengambilan data yang ketiga dilakukan pada tanah pupuk kandang dan tanah
pupuk kompos dengan menambahkan air mineral bertakaran 20, 40, 60, 80, dan 100
ml secara bertahap dan diukur nilai resistivitas pada masing-masing tanah bertujuan
untuk mengetahui perubahan nilai resistivitas tanah terhadap perubahan kelembapan
tanah.
Ketiga pengujian yang telah dilakukan mendapatkan rata-rata nilai resistivitas
tanah sawah sebesar 1,18 Ωm; pada tanah pupuk kandang sebesar 2,2 Ωm; pada tanah
pupuk kompos sebesar 3,22 Ωm. Pengujian yang dilakukan dengan menambahkan air
mineral bertakaran memperoleh nilai resistivitas sebesar 2,05 Ωm; 1,91 Ωm; 1,84 Ωm;
x
1,74 Ωm; dan 1,7 Ωm pada tanah pupuk kandang. Sedangkan pada tanah pupuk
kompos meperoleh nilai resistivitas sebesar 2,69 Ωm; 2,38 Ωm; 2,3 Ωm; 2,13 Ωm;
dan 1,95 Ωm. Melalui data-data yang diperoleh diketahui bahwa nilai resistivitas
tanah berbeda-beda dan perlu dihitung nilai rata-rata terukurnya. Sedangkan
pengukuran pada tanah yang diberi air mineral bertakaran dapat diketahui bahwa
adanya perubahan nilai resistivitas tanah yang semakin kecil apabila takaran air
mineral semakin banyak.