dc.description.abstract | Resin akrilik dan nilon termoplastik banyak digunakan sebagai basis gigi
tiruan. Kedua bahan basis gigi tiruan ini memiliki kekurangan yaitu permukaan kasar
dan porousitas yang bisa menjadi tempat penumpukan plak gigi tiruan.
Mikroorganisme yang paling banyak di temukan pada plak gigi tiruan adalah
Candida albicans. Adanya mikroorganisme pada plak gigi tiruan ini dapat memicu
terjadinya denture stomatitis, sehingga diperlukan bahan pembersih gigi tiruan
(denture cleanser). Salah satu pembersih gigi tiruan yang banyak beredar di pasaran
dan mudah penggunaannya adalah sodium perborat (polident
®
). Selain itu juga
perbedaan profil porousitas dan kekasaran pada permukaan kedua bahan basis gigi
tiruan dimungkinkan dapat menyulitkan mekanisme kerja mekanis larutan sodium
perborat. Untuk melihat perbedaan bentuk profil porousitas dan permukaan kasar dari
kedua bahan ini dapat menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui perbedaan efektivitas
sodium perborat (polident
®
) terhadap C. albicans pada lempeng resin akrilik heat
cured dan nilon termoplastik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan efektivitas sodium perborat (polident
®
) terhadap C. albicans pada lempeng
resin akrilik heat cured dan nilon termoplastik. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian post test only
control group design. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan
Laboratorium Sentral FMIPA Universitas Negeri Malang.
Sampel dalam penelitian ini digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu, kelompok
A1 (resin akrilik yang direndam aquadest), kelompok A2 (resin akrilik yang
direndam sodium perborat), kelompok B1 (nilon termoplastikyang direndam
aquadest), dan kelompok B2 (nilon termoplastik yang direndam sodium perborat).
Hasil penelitian didapatkan bahwa bahwa rata- rata jumlah Candida albicans
paling sedikit terdapat pada kelompok B2 yaitu 2,37 x 10
viii
8
. Sedangkan pada lempeng
kelompok A2 adalah 2,69 x 10
8
. Jumlah C. albicans terbanyak adalah pada kontrol,
yaitu kelompok A1, sebanyak 6,13 x 10
8
. Sedangkan pada kelompok B1adalah 4,77 x
10
8
. Data yang diperoleh dianalisa dengan uji Kolmogrov-Smirnov dan uji Levene,
didapatkan nilai signifikansi 0.2 dan 0.123, p> 0.05 sehingga data dinyatakan
berdistribusi normal dan homogen. Kemudian dilanjutkan dengan uji one way anova
didapatkan nilai signifikansi 0.00, dinyatakan terdapat perbedaan. Dilanjutkan uji
LSD didapatkan nilai signifikansi 0.00 dan 0.014, p<0.05 dinyatakan terdapat
perbedaan yang bermakna pada setiap kelompok perlakuan.
Penurunan jumlah C. albicans pada kelompok perlakuan yang diberi sodium
perborat dibandingkan dengan kelompok kontrol (akuades). Hal ini dikarenakan
sodium perborat (NaBO
) yang dilarutkan dalam air akan melepaskan hidrogen
peroksida. Hidrogen peroksida ini memiliki radikal bebas berupa perhidroksil dan
oksigenase yang tidak mempunyai pasangan elektron dan akan mencari pasangan
elektron sehingga akan terjadi reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi ini menghasilkan buih
(gelembung udara) yang disebut juga akan Onascent (On) dan aktif sebagai reaksi
pembersih secara mekanis dan akan mengakibatkan interaksi non spesifik (interaksi
hidrofobik) antara C. albicans dengan lempeng resin akrilik maupun nilon
termoplastik dan interaksi spesifik antara mannoprotein C. albicans dengan protein
saliva terputus, sehingga C. albicans terlepas (Parnaadji, 2003).
3
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah adanya perbedaan efektifitas sodium
perborat (polident
®
) terhadap C. albicans pada lempeng resin akrilik heat cured dan
nilon termoplastik, sodium perborat (polident
®
) lebih efektif pada lempeng nilon
termoplastik. | en_US |