dc.description.abstract | Penggunaan jamu tradisional di Indonesia sangatlah luas, karena masyarakat
percaya bahwa jamu bersifat aman. Namun saat ini telah terjadi penyalahgunaan dari
jamu yaitu adanya penambahan bahan kimia obat dalam jamu, misalnya piroksikam
dan fenilbutazon. Piroksikam dan fenilbutazon merupakan contoh dari obat analgesik
yang menekan rasa nyeri pada daerah sakit sehingga orang yang sakit tersebut tidak
merasakan kesakitan. Proses analisanya masih membutuhkan waktu yang lama, salah
satunya dengan HPLC. Proses analisa ini dilakukan dalam skala laboratorium, oleh
karena itu dibutuhkan proses analisa yang sederhana. Proses analisa yang
dikembangkan dalam penelitian ini yaitu tes strip. Tes strip itu sendiri terdiri dari 3
bagian utama yaitu membran, reagen, dan detektor. Membran yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu poliamida, reagen yang digunakan yaitu reagen liberman,
mandelin, kobalt tiosianat, feri amonium sulfat, dan tembaga asetat. Sedangkan
detektor pada tes strip yaitu berupa perubahan warna pada strip-strip. Tujuan dari
penelitian ini adalah (i) mengetahui reagen liberman, mandelin, feri amonium sulfat,
tembaga asetat dan kobalt tiosianat dalam mengidentifikasi piroksikam dan
fenilbutazon, (ii) mengetahui proses imobilisasi membran poliamida dengan reagen,
(iii) mengetahui kinerja tes strip terhadap piroksikam dan fenilbutazon.
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu: (i) optimasi
pelarut sampel standar, (ii) pembuatan dan optimasi reagen, (iii) imobilisasi dan
optimasi reagen ke dalam membran, (iv) uji kinerja tes strip, dan (v) uji tes strip
dengan larutan standar konsentrasi tinggi. Optimasi pelarut sampel standar dilakukan
dengan memvariasikan pelarut yaitu aquades, etanol, dan kloroform. Proses pembuatan reagen sesuai standar pembuatan reagen, imobilisasi dan optimasi reagen
ke dalam membran poliamida dilakukan secara entrapment dan adsorbsi. Proses
entrapment dilakukan dengan mencampur benang nilon sebanyak 10 gram dengan
HCL 37% 20 ml, kemudian ditambahkan reagen, diaduk hingga homogen dan
didiamkan 24 jam, dilanjutkan dengan pencetakan. Proses adsorbsi yaitu mengadsorb
membran kosongan dengan reagen standar, optimasinya dilakukan selama 6, 12, dan
24 jam. Uji kinerja tes strip yaitu berupa limit deteksi, reprodusibilitas, dan life time,
kemudian uji tes strip dengan larutan standar konsentrasi tinggi.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa reagen-reagen tersebut dapat
memberikan perubahan warna dalam pelarut etanol. Hasil pemilihan reagen
didapatkan liberman tidak dapat memberikan perubahan warna apabila direaksikan
dengan piroksikam dan fenilbutazon dalam bentuk larutan, namun dapat memberikan
perubahan warna dalam bentuk serbuk, sedangkan untuk reagen mandelin, feri
amonium sulfat, tembaga asetat dan kobalt tiosianat dapat mengidentifikasi
piroksikam dan fenilbutazon dalam bentuk larutan. Membran poliamida tidak dapat
diimobilisasi secara entrapment dengan reagen liberman, mandelin, kobalt tiosianat,
feri amonium sulfat, dan tembaga asetat, karena terjadinya leaching pada saat
membran dimasukkan dalam bak koagulasi. Untuk adsorbsi, reagen liberman dan
mandelin tidak dapat mengadsorb reagen dan membrannya hancur, namun reagen feri
amonium sulfat, tembaga asetat, dan kobalt tiosianat dapat mengadsorb reagen
dengan baik. Kinerja tes strip berupa limit deteksi, reprodusibilitas, dan life time. Tes
strip kobalt tiosianat dengan sampel piroksikam memiliki limit deteksi 1,893 mg/ml,
reprodusibilitas 0,475% dan life time 15 hari, sedangkan dengan fenilbutazon
memiliki limit deteksi 1,947 mg/ml, reprodusibilitas 0,025% dan life time 15 hari.
Tes strip feri amonium sulfat dengan sampel piroksikam dan fenilbutazon berturutturut
memiliki limit deteksi 0,816 mg/ml dan 0,713 mg/ml, reprodusibilitas 0,137%
dan 0,115% dan life time lebih dari 80 hari. Tes strip tembaga asetat dengan
piroksikam memiliki limit deteksi 0,629 mg/ml, reprodusibilitas 0,175% dan life time lebih dari 80 hari. | en_US |