Show simple item record

dc.contributor.authorTIKA SUGIARTI
dc.date.accessioned2015-02-27T12:32:46Z
dc.date.available2015-02-27T12:32:46Z
dc.date.issued2015-02-27
dc.identifier.nimNIM082210101087
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/61450
dc.description.abstractRasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Usia Bawah Lima Tahun (BALITA) Rawat Jalan Penderita Penyakit ISPA di Puskesmas Sumbersari Periode 1 Januari – 31 Maret 2014; Tika Sugiarti, 082210101087; 2014: 46 halaman; Fakultas Farmasi Universitas Jember. Indonesia sebagai daerah tropis berpotensi menjadi daerah endemik dari beberapa penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi acaman bagi kesehatan masyarakat, termasuk penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) sering terjadi pada anak. Menurut hasil survey mortalitas ISPA pada tahun 2005 di 10 provinsi, diketahui ISPA merupakan penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia, yaitu sebesar 22,30 % dari seluruh kematian bayi. Dalam kenyataannya, antibiotika banyak diresepkan untuk mengatasi infeksi ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil pasien (usia dan jenis kelamin), obat-obat yang digunakan, profil penggunaan antibiotika, dan rasionalitas penggunaan antibiotika pada pasien usia balita rawat jalan penderita penyakit ISPA di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember pada bulan April sampai Mei 2014. Penelitian dilakukan secara non-eksperimental dengan rancangan deskriptif, dan retrospektif dengan menggunakan buku pendaftaran dan resep pasien selama 1 Januari – 31 Maret 2014. Sampel adalah buku pendaftaran dan resep pasien rawat jalan untuk pasien usia bawah lima tahun yang didiagnosa penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu pasien dengan gejala penyakit batuk, demam, dan pilek. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling dengan menggunakan instrumen undian sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 120 sampel. Data-data kualitatif yang diperoleh disajikan dalam bentuk uraian atau narasi, sedangkan data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: Berdasarkan distribusi usia diketahui jumlah pasien laki-laki lebih banyak dari jumlah pasien perempuan, yaitu pasien laki-laki sebesar 53% dan pasien perempuan sebesar 47%. viii Berdasarkan ditribusi umur diketahui kelompok umur terbesar pada pasien ISPA adalah kelompok umur 12 - <36 bulan, yaitu 55 pasien dengan presentase sebesar 48,5 %. Obat yang diberikan sebagai terapi adalah antibiotika yaitu amoksisilin dan kotrimoksasol sebesar 75% dan obat-obat untuk terapi suportif seperti parasetamol, CTM, GG, deksametason, vitamin B-Complex, vitamin B6, vitamin C, dan sirup DMP sebesar 25%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasien diberi terapi antibiotik. Berdasarkan profil antibiotik yang diberikan dapat diketahui bahwa amoksisilin lebih banyak diberikan daripada kotrimoksasol, yaitu amoksisilin sebesar 77,8% dan kotrimoksasol sebesar 22,2%. Bentuk sediaan yang paling banyak digunakan adalah sirup yaitu amoksisilin sirup dengan presentase 68,9% dan kotrimoksasol sirup dengan presentase 20%. Antibiotik yang diberikan dikaji rasionalitas penggunaannya berdasarkan parameter tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis, dan waspada interaksi obat. Berdasarkan hasil penelitian diketahui rasionalitas penggunaan antibiotik yaitu tepat indikasi sebesar 0% dan tidak tepat indikasi sebesar 100% sehingga disimpulkan pemberian antibiotik tidak rasional. Tepat pemilihan obat sebesar 0% dan tidak tepat pemilihan obat sebesar 100% sehingga disimpulkan pemberian antibiotik tidak rasional. Tepat dosis sebesar 8,9% dan tidak tepat dosis sebesar 91,1% sehingga disimpulkan pemberian antibiotik tidak rasional. Waspada interaksi obat sebesar 100% dan tidak waspada interaksi obat sebesar 0% sehingga dapat disimpulkan pemberian antibiotik rasional. Penggunaan antibiotik untuk pengobatan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada pasien usia Balita memerlukan perencanaan dan harus disesuaikan dengan pedoman terapi yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi resistensi antibiotik. Selain itu, penggunaan antibiotik yang tepat dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian balita akibat ISPA.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082210101087;
dc.subjectRASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN USIA BAWAH LIMA TAHUN (BALITA) RAWAT JALAN PENDERITA PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS SUMBERSARIen_US
dc.titleRASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN USIA BAWAH LIMA TAHUN (BALITA) RAWAT JALAN PENDERITA PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS SUMBERSARI Periode 1 Januari- 31 Maret 2014en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record